- tvOnenews.com/Ilham Ariyansyah
Reaksi Pj Gubernur Jabar Saat Tahu Pelajar SMK di Bandung Barat Meninggal Akibat Perundungan
Bandung, tvOnenews.com - Penjabat (PJ) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin memberikan reaksi mendalam soal kasus indikasi perundungan yang menimpa pelajar di Kabupaten Bandung Barat.
Selain itu, Bey menyampaikan duka cita mendalam atas meninggal dunianya Nabila Fitri Nuraini (18) yang diduga korban perundungan temannya selama tiga tahun.
“Saya mengunjungi dan menyampaikan dukacita yang mendalam atas kejadian tersebut,” ujar Bey Machmudin di kantor kejati Jabar, Bandara, Kamis (13/6).
Bey melanjutkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Hal tersebut sebagai upaya penanggulangan kasus perundungan agar tidak terjadi lagi.
“Saya akan berkoordinasi dengan Plh Disdik bagaimana upaya penanggulangan perundungan ini. Jadi harus ada upaya massif jangan terulang lagi,” lanjutnya
Tak hanya itu Bey pun meminta Plh Disdik agar, melakukan kajian lebih soal skema antisipasi penanggulangan perundungan di wilayah pendidikan.
“Saya akan minta Plh Kadisdik untuk betul-betul dikaji dan ini momen saat PPDB, jadi bagaimana caranya. Apakah harus ada laporan setiap guru pada orangtua atau seperti,” ungkapnya
Selain itu, Bey meminta agar mengoptimalkan peran guru Bimbingan Konseling (BK).
Menurutnya hal tersebut, bisa menjadi salah satu upaya terjadi bully terhadap siswa-siswi di sekolah.
“Jadi, apakah memang harus ada perlu guru BK diaktifkan dari awal,” ujar Bey.
Sebelumnya, Nabila Fitri Nuraini (18) siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) diduga menjadi korban perundungan oleh teman kelasnya hingga meninggal dunia.
Almarhumah yang bertempat tinggal di Kampung Centeng, RT 05, RW 07, Desa Cihanjuang, Parongpong, Bandung Barat, Jawa Barat tersebut, mengalami gangguan jiwa hingga meninggal dunia.
Ibunda korban, Siti Aminah mengatakan, anaknya yang saat ini menginjak kelas 3 SMK tersebut, menurut informasi yang ia dapat adalah korban aksi bullying oleh teman kelasnya.
"Anaknya saya tipenya orangnya pendiam tidak pernah cerita kalau ada yang melakukan seperti ini, saya tau anak saya dibully pun melalui sahabatnya yang cerita ke saya bahwa anak saya diperlakukan seperti itu, lalu saya tanya ke anak saya ternyata betul (korban bullying)," kata Siti Aminah kepada tvOnenews. Senin (10/6/2024) kemarin.
Siti Aminah mengatakan, sebelum anaknya masih hidup ia sempat ingin melaporkan ke pihak sekolah, tetapi dilarang oleh korban karena tidak mau punya masalah.
"Tetapi saya mau kasih tau ke Kepsek, Wali kelas tetapi anak saya tidak memperbolehkan dengan alasan "anak saya ke sekolah untuk mencari ilmu bukan untuk mencari musuh", katanya.
Selain itu, almarhumah pun pernah bercerita bahwa AN terduga pelaku bullying tersebut sering berbicara kasar dan menyakitkan.
"Karena kata almarhumah saya gatau kalau omongan orang ini sangat menyakitkan.
Bicaranya mungkin kalau kata temen-temennya selalu berkata-kata kasar menyebut nama binatang kaya gitu dan selalu nyuruh nyuruh saat mengerjakan tugas," ungkapnya. (iah/dpi)