- Kolase tim tvOne
Iptu Rudiana Bukan Sutradara Film Usai 'Dituding' Bikin Skenario Pembunuhan Vina, Eks Wakapolri Singgung Pendekatan Kejiwaan
Jakarta, tvOnenews.com - Iptu Rudiana terus menuai sorotan lantaran diduga membuat skenario pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon 2016, lantaran kesalahannya membuat kasus ini sulit terungkap.
Eks Wakapolri Komjen (Purn) Oegroseno menilai Iptu Rudiana tidak punya kapasitas membuat skenario terkait pembunuhan Vina dan Eky.
Dia mengatakan hal tersebut seusai diminta untuk mengungkap kesalahan Iptu Rudiana yang mesti berurusan dengan Propam Polri, terkait penyidikan kasus tersebut pada 2016 silam.
"Kalau dia (Rudiana) kan bukan sutradara film. Dia mau bikin skenario seperti apa pun sekolahnya enggak ada pasti susah," kata Komjem Oegroseno kepada tvOne dilansir Jumat (14/6/2024).
Oegroseno menilai sebagai anggota korps bhayangkara, Rudiana seharusnya memiliki insting intelijen.
Namun, dia mengatakan kondisi kejiawaan Rudiana juga terguncang mengetahui anaknya, Eky tewas bersama Vina di jalanan.
"Jadi kita hanya perlu mendalami ee dengan pendekatan kejiwaan. Lah, anakmu hilang, meninggal dunia, kenapa kamu rela? Harusnya dia (Rudiana) membantu secara intelijen gitu dia kan polisi nih," jelasnya.
Dia menduga terdapat kesalahan Iptu Rudiana dalam penyidikan kasus Vina dan Eky.
Sebab, dia menilai terdapat paksaan yang tidak sesuai prosedur dalam penyidikam awal penyebab kematian Vina dan Eky.
"Cari informasi ke kawan-kawannya seluruh kawan-kawannya si Eky ini. Jangan membawa seseorang yang kenal dekat terus diperiksa itu ya. Bagi saya seorang polisi berbuat seperti itu sudah fatal untuk langkah-langkah," kata dia.
Selain itu, Oegroseno menyatakan Rudiana semestinya bekerja lebih keras mengungkap kematian anaknya.
Menurut dia, kondisi itu bisa menjadi beban moral seusai mengetahui anaknya menjadi korban pembunuhan.
"Kalau polisi yang diungkap itu misalnya masyarakat menjadi korban itu tanpa disuruh harus diungkap, apalagi anak jadi korban. Itu harusnya dia berbuat dua kali atau tiga kali lebih baik," imbuhnya.
Sementara itu, dia menyoroti soal motif pelaku melakukan tindakan sadis kepada Vina dan Eky.
Menurut dia, Rudiana juga bisa menganalisis pada awal penyidikan tersebut.
"Kalau pendekatan macam-macam nih. Jadi sejak awal kasus terjadi analisis seorang reserse, analisis kriminal harus jalan dengan berbagai kira-kira analiss motif. Kalau saya melihat ada empat, misal Apakah korban utama ini memang Vina, Apakah korban utamanya Eky, atau memang ini kenakalan remaja atau geng motor tadi atau yang keempat mungkin kaitan dengan narkoba karena terlalu sadis lihat korban seperti itu," paparnya.
Meski demikian, Oegroseno menilai untuk melakukan hal tersebut perlu pengalaman yang luar biasa dari seorang anggota polisi.
"Nah ini harusnya dikembangkan terus ini kan harus butuh pengalaman yang luar biasa di reserse, seperti ini tanpa analisis ini nanti arahnya hanya satu. Begitu mulai ada yang belok kiri belok kanan bingung mau terus lagi takut ke mana ini yang mungkin dari awal yang tidak dilakukan," tukasnya.(lgn)