- Istimewa
Kronologi Siswa SMP di Sumbar Tewas Diduga Dipukuli Polisi, Polda Sumatera Barat Sebut Ternyata Sempat akan Ikut Tawuran Tapi...
Jakarta, tvOnenews.com - Begini kronologi siswa SMP di Sumatera Barat (Sumbar) yang tewas diduga dipukuli oleh polisi menurut Polda Sumbar.
Sebelumnya, beredar informasi seorang siswa SMP bernama Afif Maulana (AM) menjadi korban pemukulan dan penganiayaan oleh polisi di Sumbar hingga tewas.
Jenazah AM ditemukan di Sungai Batang Kuranji, Padang, Sumatera Barat pada Minggu (9/6/2024) lalu.
Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Suharyono mengungkapkan dugaan kronologi hingga AM akhirnya meninggal dunia.
Menurut Suharyono, kronologi kejadian yang sebenarnya adalah bukan penganiayaan oleh polisi.
Berdasarkan keterangan salah satu saksi, saat itu polisi memang melakukan pengejaran terhadap sekelompok siswa yang akan melakukan aksi tawuran.
Saksi tersebut adalah teman AM yang juga dikejar oleh polisi karena akan melakukan aksi tawuran.
AM bahkan sempat mengajak A untuk terjun ke sungai agar terhindar dari kejaran polisi.
"Yang dia ingat bahwa AM ini mengajak A terjun ke sungai sebelum terjadi penangkapan oleh aparat kepolisian," kata Suharyono, diwawancarai tvOne, Senin (24/6/2024).
Namun, saat itu A tidak mau mengikuti ajakan AM. Setelahnya, AM terjatuh dari motor dan A tidak tahu apa yang terjadi pada temannya itu.
Para siswa yang diduga akan melakukan aksi tawuran itu kemudian dibawa ke kantor polisi.
Akan tetapi, pada saat itu tidak ada nama AM dalam daftar siswa yang ditangkap oleh polisi setempat.
Oleh karenanya, polisi menduga AM kemudian terjun ke sungai namun tak berhasil menyelamatkan diri.
Adapun luka-luka lebam yang terdapat dalam tubuh remaja tersebut, kata polisi bukanlah karena dipukuli melainkan diduga karena terkena goresan saat jatuh dari motor.
"Kami meyakini luka lebam itu memang sudah 11 jam kami koordinasi dengan dokter forensik, itu yang muncul di badan itu setelah 11 jam meninggal. Muncul lah lebam-lebam itu goresan dan luka jatuh dari motornya saat terpisah dengan A," kata Suharyono.
Sementara itu, ayah korban masih mencurigai anaknya meninggal dunia karena dianiaya oleh polisi.
Sebab, terdapat banyak luka lebam yang tidak wajar di tubuh anaknya yang kini telah tiada tersebut.
"Itu luka lebamnya ada di punggung sebelah kiri, yang besar itu di atas pinggang sama di tulang rusuk bagian belakang, sama di perutnya itu juga lebam. Di paha sama ada di dada juga sedikit," kata ayah AM, Rinaldi.
Berdasarkan informasi dari saksi yang ia terima, anaknya belum sempat akan tawuran.
Namun, saat di dekat Polsek Kuranji AM dan teman-temannya dikejar polisi.
"Sampai di jembatan, mereka ditendang dan terjatuh," ujar Rinaldi. (iwh)