- Istimewa
Jemaat Bentrok di Jakarta Timur, Perselisihan Penggunaan Gereja Jadi Pemicu
Jakarta, tvOnenews.com - Jemaat bentrok di Jakarta Timur, ternyata perselisihan penggunaan gereja menjadi pemicunya.
Adapun bentrokan dua kelompok jemaat itu terjadi tepat di Jalan Budhi, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur pada Senin malam (24/6/2024).
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly mengatakan bentrokan jemaat itu karena dipicu oleh perselisihan penggunaan gereja di tempat tersebut.
"Iya benar. Bentrokan itu karena perselisihan penggunaan gereja," kata Nicolas, Selasa (25/6/2024).
Meski demikian, Nicolas tidak menjelaskan detail mengenai jemaat gereja mana yang saling bertikai dalam kejadian tersebut.
Saat ini, tidak ada yang ditangkap dari kedua kelompok tersebut dan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa bentrokan itu. Namun, sejumlah fasilitas gereja mengalami kerusakan.
"Yang dirusak ada pintu gereja, papan nama dan kamera CCTV," ujar Nicolas.
Sebelumnya, bentrokan bermula dari adanya larangan beribadah terhadap jemaat Gereja Anugerah Bahtera Kristus (GABK) oleh jemaat Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB).
"Kita ada jadwal ibadah ibu-ibu setiap hari Senin. Namun, saat beberapa ibu-ibu datang mau beribadah malah dilarang," kata Pendeta GABK HS Watimuri.
Menurut dia, perseteruan ini sebenarnya sudah dimediasi kesepakatan bersama oleh GPIB dan GABK untuk memakai gedung secara bersama-sama.
GPIB menggunakan gedung tersebut pukul 08.00 WIB dan GABK pukul 10.00 WIB dan pukul 18.00 WIB.
"Itu sudah disepakati bersama karena pakai bersama GPIB buat jadwal dia taruh di luar depan dinding. Dan dari GABK juga buat jadwal taruh di tiang," katanya.
Namun, dalam perjalanannya GPIB memasang plang pengumuman jadwal penggunaan gereja dan karena itu warga bersama jemaat GABK juga memasang plang jadwal penggunaan gereja.
"Jadi mereka tidak terima kita pasang plang jadwal ibadah," ungkap Watimuri.
Tidak hanya itu, setelah warga dan jemaat GABK memasang plang, jemaat GPIB menduduki gereja dengan cara membawa kasur ke dalam gereja sehingga banyak orang luar yang ikut menduduki gereja tersebut.
"Jadi bentrokan terjadi selain karena pelarangan ibadah juga karena warga kesal banyak orang luar yang menduduki gereja," pungkasnya. (ant/nsi)