- Tim tvOnenews/Julio Trisaputra
Heboh Kasus Judi Online Dibongkar Menkopolhukam, Heru Budi Akan Panggil Lurah Hingga Camat
Jakarta, tvOnenews.com - Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam) baru saja membongkar sejumlah fakta dan data terkait judi online (judol). Salah satunya mengenai sebaran wilayah pengguna.
Dikatakan, di Jakarta pelaku judi online paling banyak tersebar di wilayah Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara.
Oleh karena itu, Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono mengatakan masalah judol akan menjadi prioritas untuk diberantas.
"Saya belum memiliki data (sebaran wilayah) atas hal tersebut, jadi saya belum bisa menanggapi hal tersebut. Tapi, judol menjadi prioritas untuk ditangani serius, maka saya mendukung penanganan ini secara bersama-sama," jelas dia, saat dihubungi media, Rabu (26/6/2024).
Kemudian, ketika ditanya apakah akan ada upaya pemanggilan terhadap camat atau lurah terkait hal ini, Heru akan melakukannya.
"Saya sudah minta wali kota masing-masing untuk koordinasi dengan polres setempat. Kita panggil (kepala wilayah)," tutur dia.
Akan tetapi, Heru tidak merincikan kapan dia akan memanggil para kepala wilayah tersebut.
"Sudah ada instruksi di grup pejabat DKI untuk mengingatkan hal ini," tutup dia.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dah Keamanan (Menko Polhukam) RI, Hadi Tjahjanto mengungkap lima provinsi terbesar di Indonesia yang terpapar judi online.
Menko Polhukam Hadi menyebut, Jawa Barat menjadi provinsi teratas yang paling banyak pemain judi online.
"Saya menyampaikan bahwa 5 provinsi terbesar secara demografi, yang masyarakatnya sudah terpapar dengan data-data dari PPATK. Yang pertama adalah yang paling di atas Jawa Barat, Jawa Barat ini pelakunya 535.644, dan nilai transaksinya Rp3,8 triliun Jawa Barat," kata Hadi saat konferensi pers di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2024).
Kemudian, provinsi kedua dengan jumlah masyarakat terpapar terbanyak adalah Daerah Khusus Jakarta (DKJ) total pelakunya 238.568 dengan nilai transaksi Rp2,3 triliun.
Hadi juga menjabarkan 5 kabupaten/kota dengan jumlah transaksi peredaran uang terbanyak.
"Kabupaten yaitu kota Administrasi Jakarta Barat Rp792 miliar, Kota Bogor Rp612 miliar, Kabupaten Bogor Rp567 miliar, Jakarta Timur Rp480 miliar, Jakarta Utara Rp430 miliar," bebernya. (agr/ree)