- ANTARA
Pimpinan Ponpes di Lombok Tengah Diduga Cabuli Santriwati, Tersangka Sempat Lakukan Ibadah Haji saat Dilaporkan
Lombok Tengah, tvOnenews.com - Oknum pimpinan ponpes di Lombok Tengah dilaporkan atas dugaan kasus pencabulan terhadap salah satu santriwati.
Satreskrim Polres Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) masih melakukan penyidikan terhadap oknum pimpinan ponpes tersebut terkait dugaan pencabulan.
Saat ini, tersangka oknum pimpinan ponpes yang diduga melakukan pencabulan terhadap salah satu santrinya masih belum diketahui keberadaannya.
"Tersangka inisial DD belum diamankan, karena anggota masih menari tahu tempat keberadaannya," kata Kasi Humas Polres Lombok Tengah, Iptu Lalu Brata Kusnadi, Jumat (19/7/2024).
Dijelaskan oleh Lalu, pihaknya sudah mengirimkan surat panggilan terhadap tersangka sebanyak dua kali.
Namun, hingga saat ini tersangka belum datang untuk memenuhi panggilan tersebut.
Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan upaya paksa jika tetap tidak memenuhi surat penggilingan tersebut.
"Kami jemput paksa jika tetap mangkir. Bisa saja diterbitkan masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO)," katanya.
Ia mengatakan pihaknya belum melakukan upaya paksa, karena keberadaan tersangka masih belum diketahui dan anggota masih mencari informasi tempat keberadaan tersangka.
"Belum bisa dilacak tempat keberadaan tersangka, itu yang menjadi kendala," katanya.
Sementara itu, sebelumnya, Kasatreskrim Polres Lombok Tengah, Iptu Luk Luk il Maqnun mengungkapkan terduga pelaku sebelumnya sedang melakukan ibadah haji.
“Terlapor masih melaksanakan ibadah haji. Jadi sekarang tidak ada di Indonesia, kita tunggu saja,” katanya beberapa waktu lalu.
Pihaknya enggan membeberkan terlalu detail terkait dengan persoalan itu, karena kasus ini masih dalam proses lidik.
Hanya saja pihaknya mengaku sudah melakukan pemeriksaan terhadap korban.
"Dari korban ada dan sudah kita lakukan pemeriksaan, untuk sementara masih dalam proses penyelidikan," katanya.
Namun diakui bahwa sejauh ini meski korban yang melapor baru satu orang, namun ada juga indikasi bahwa korban lebih dari satu orang. (ant/iwh)