- istimewa
Terungkap, Skenario Pilgub DKI Jakarta, Hensat Bocorkan Analisanya: Tanpa Anies Artinya
Jakarta, tvOnenews.com - Terungkap skenario Pilgub DKI Jakarta 2024. Hal ini diungkap Pendiri lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Hendri Satrio (Hensat), berdasarkan analisanya.
Di mana Hensat membuat analisis soal peluang mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan maju Pilgub DKI Jakarta 2024.
Dalam nalisisnya, dia katakan, ada tiga skenario yang bisa saja terjadi terhadap Anies di Pilgub DKI.
Analisis itu, ia awali dengan mengomentari PKS yang berharap Anies dapat meyakinkan partai lain untuk mengusung duet Anies-Sohibul Iman (AMAN). Dia mengatakan Anies bisa maju jika mendapat restu dari rezim.
"Saya belum menemukan alasan mengapa penguasa merasa perlu memberi jalan, membiarkan tiket Anies Baswedan tersedia untuk Pilgub Jakarta, sebab hal ini akan terkait dengan kalkulasi politik kompetisi di Pilpres 2029. Hipotesa awalnya, Anies hanya bisa mendapat tiket bila mendapat restu dari rezim atau salah satu dari Prabowo atau Jokowi. Inilah demokrasi siasat yang sedang terjadi saat ini," ujar Hensat dalam keterangan tertulis, Minggu (21/7/2024).
"Maka memang bila Anies ingin melenggang maju maka dia harus bisa menduetkan PKS dan PDI Perjuangan secara bersama mengusung dirinya sebab parpol lainnya sudah menyatakan dukungan pada Prabowo-Gibran. Bila Anies tidak bisa menyatukan PKS dan PDI Perjuangan maka harapannya tinggal dari KIM plus Nasdem dan PKB," sambung Hensat.
Dia mengatakan pernyataan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid (HNW) yang berharap Anies bisa meyakinkan partai lain menunjukkan situasi sulit yang dihadap PKS. Dia mengatakan ada kesulitan bagi Anies untuk maju lagi jika PKS memaksakan Sohibul sebagai Cawagub.
"Pernyataan HNW yang berharap Anies bisa meyakinkan partai lain dukung AMAN menggambarkan sulitnya situasi AMAN mendapatkan dukungan dari parpol lain. Harapan Anies maju didukung kembali oleh Nasdem, PKS dan PKB terkendala tiga alasan, pertama PKS memaksakan Sohibul Iman yang sulit diterima PKB dan Nasdem, kedua, PKB dan Nasdem harus mendapat restu dari Prabowo dan Jokowi, ketiga, Anies sendiri belum mendapat restu dari penguasa," ucapnya.
Atas dasar itu, menurutnya, ada tiga skenario yang bisa terjadi di Pilgub DKI 2024. Pertama, Pilgub DKI akan berlangsung tanpa Anies sebagai calon.
"Maka yang akan terjadi di Pilgub Jakarta adalah tiga skenario, pertama Pilgub Jakarta tanpa Anies, artinya akan konstelasi baru. Kedua, Anies akan diusung sebagai calon KIM (Koalisi Indonesia Maju yang merupakan pengusung Prabowo) dan PDI Perjuangan tidak bisa mengusung calon karena kurang kursi parpol yang mau bekerja sama. Ketiga, ada perjanjian politik antara Anies dan penguasa tentang Pilgub Jakarta dan Pilpres 2029," ucapnya.
Dia mengatakan semua partai ingin menang di Pilkada Jakarta. Hensat mengatakan Anies punya modal elektabilitas tinggi.
"Semua partai politik menginginkan kemenangan dalam kontestasi Pilkada, maka, sebetulnya dengan Anies pemilik elektabilitas tertinggi, parpol yang mengusungnya sudah satu kaki terjejak di atas panggung, namun hal ini sulit terjadi dalam demokrasi siasat yang saat ini sedang terjadi," ucapnya.
"Akan sangat baik bila PKS tidak mengunci AMAN maka akan cukup terbuka peluang Anies maju dengan dukungan parpol lain, tentu saja dengan berkompromi dengan demokrasi siasat ini," pungkasnya. (aag)