- istimewa
Sri Mulyani Beberkan Biang Kerok Manufaktur Indonesia Anjlok: Kami Investigasi!
Jakarta, tvOnenews.com - Menkeu Sri Mulyani baru baru ini beberkan biang kerong yang membuat manufaktur Indonesia anjlok. Hal ini diungkapkan Sri Mulyani saat dalam konferensi pers KSSK, Jumat (2/8).
Kata dia, penurunan kinerja manufaktur ini memang utamanya disebabkan oleh penurunan permintaan, sehingga kinerja ekspor dari sektor ini pun ikut melambat.
Namun, pihaknya masih melakukan pendalaman penyebab sebetulnya, apakah dari sisi permintaan domestik atau ekspor yang turun.
"Kalau ini domestik terutama PMI manufaktur, itu terkait dengan apakah permintaan ini seasonal atau kompetensi barang-barang impor. Ini terutama barang-barang konsumsi. Kami akan lakukan investigasi demand side," ujar Sri Mulyani.
Walau begitu, Sri Mulyani katakan, indeks kepercayaan bisnis masih tetap kuat sehingga para pelaku usaha tetap optimis penjualan dan produksi meningkat seiring penguatan perekonomian di berbagai negara mitra dagang.
"Ada suatu optimisme bahwa volume penjualan mereka produksinya akan meningkat seiring kondisi market yang tahun depan menguat. Itu memberikan harapan sehingga kita harapkan koreksi PMI ini sifatnya sementara," bebernya.
Selain itu, Kementerian Keuangan dan kementerian terkait akan mendukung para pelaku industri manufaktur meningkatkan daya saingnya dengan instrumen yang dimiliki misalnya fiskal. Karenanya, saat ini tengah didalami apa yang bisa dilakukan untuk mendukung sektor tersebut.
"Pemerintah akan mendukung dengan berbagai macam dukungan. Kalau sifatnya impor adalah persaingan perdagangan yang tidak sehat akan melakukan langkah korektif. Ada PMN anti dumping. Kami gunakan instrumen fiskal," terangnya.
Untuk saat ini pemerintah masih mendalami penyebab pasti anjloknya PMI manufaktur ke titik terendah dalam tiga tahun terakhir agar bisa membuah kebijakan yang tepat. Sebab, kinerja PMI Manufaktur bahkan jauh di bawah posisi Maret yang tercatat pada level 54,2.
"Meski PMI korektif kita waspadai, kita lihat datanya. Kita rumuskan kebijakan supaya masa kontraksinya nggak lama. Kami harapkan environment global membaik sehingga PDB sampai akhir tahun bisa terjaga," pungkasnya. (aag)