Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol. Aswin Siregar (tengah) berbicara dalam konferensi pers di Gedung Divisi Humas Polri, Jakarta, Rabu (7/8/2024)..
Sumber :
  • ANTARA/Nadia Putri Rahmani

Densus 88 Sebut Pelaku Teroris di Jakarta Barat Pernah Rakit Bahan Peledak

Rabu, 7 Agustus 2024 - 16:17 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap dua tersangka terorisme berinisial RJ dan AM di wilayah Jakarta Barat.

Juru Bicara Densus 88, Kombes Pol Aswin Siregar mengungkapkan bahwa keduanya terafiliasi jaringan Daulah Islamiyah atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). 

Hal itu terbukti dari adanya unggahan narasi dukungan dan propaganda terhadap ISIS di media sosial yang dimiliki.

“Dengan cara mengunggah narasi-narasi dukungan dan propaganda terhadap ISIS di sosial media yang mereka miliki. Kemudian diketahui pula yang bersangkutan mengibarkan bendera ISIS sembari memegang senjata disertai dengan statemen atau ajakan untuk mendukung keberadaan Daulah Islamiyah atau ISIS,” kata Aswin di Mabes Polri, Rabu (7/8/2024).

Aswin menjelaskan, berdasarkan penyidikan kedua pelaku tersebut telah merakit bahan peledak. Namun, bahan peledak itu saat ini sudah diamankan.

“Berdasarkan penyidikan yang dilakukan, kita ketahui dua orang ini telah merakit pula bahan peledak yang sudah diamankan penyidik Densus 88,” ungkapnya.

Dari hasil penangkapan tersebut, Aswin menambahkan, Densus 88 menyita sejumlah senjata tajam, bahan kimia hingga atribut terkait ISIS.

“Barang bukti yang berhasil kita amankan satu unit senjata airsoft gun, kemudian bendara ISIS, beberapa jaket atau pakaian seragam ISIS, beberapa buah pisau lipat kemudian ada bahan peledak, bahan kimianya bahan peledak, satu unit gadget atau hp dan beberapa senjata tajam lainnya,” papar dia.

Kendati demikian, Aswin menegaskan bahwa kedua tersangka teroris tidak saling berkaitan dengan pelajar terduga teroris berinisial HOK yang ditangkap di Batu, Malang, Jawa Timur beberapa waktu yang lalu.

"Tidak ada, Jadi termasuk sosial media grup dan laman laman atau website yang diakses juga berbeda. Ini menunjukan bahwa banyak sekali grup grup seperti ini yang mencoba merekrut tanpa ketemu fisik. Hanya melalui grup grup sosial media ataupun propaganda di website website," tandasnya. (rpi/muu)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:54
03:55
05:35
03:29
06:33
02:13
Viral