Massa pengunjuk rasa yang mengatasnamakan diri sebagai Santri Fokkal (Forum Kyai Langgar)..
Sumber :
  • Istimewa

Santri Fokkal Geruduk Kantor DPP Demokrat, Ternyata Ini Alasannya

Rabu, 21 Agustus 2024 - 16:09 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Massa pengunjuk rasa yang mengatasnamakan diri sebagai Santri Fokkal (Forum Kyai Langgar) menggeruduk Kantor DPP Demokrat

Fokkal sendiri merupakan sebuah organisasi kyai di Banyuwangi yang mengaku mencintai Partai Demokrat dengan jumlah kepengurusan hingga 8.000 kyai dari tingkat cabang hingga anak ranting yang dipimpin oleh kyai besar, yakni kyai Maskur Ali, seorang tokoh yang pernah menjadi ketua PCNU Banyuwangi selama tiga periode (15 tahun).

Oleh karena itu, kehadiran massa pengunjuk rasa yang mengatasnamakan Santri Fokkal sangat mengejutkan, terlebih dalam aksi ini pengunjuk rasa menuntut DPP Demokrat untuk segera mencopot Ketua DPC Demokrat Banyuwangi, Michael, untuk segera dipecat.

"Kita santri Fokkal tidak rela jika kyai-kyai kami diperlakukan secara tidak adil dan dijadikan tunggangan saja oleh Michael. Kyai-kyai kami sudah sangat loyal terhadap Demokrat tapi akhlak Michael sangat buruk terhadap kyai kami," kata Fariz selaku kordinator aksi dalam keterangannya, pada Rabu (21/8/2024).

Santri Fokkal merasa Michael sebagai ketua DPC Partai Demokrat telah bertindak sewenang-wenang terhadap para kyai Fokkal, bahkan menurutnya Michael menyalahgunakan kekuasaannya sebagai ketua partai.

" Kyai kami sudah berikhtiar untuk membantu Demokrat di Pileg 2024, tetapi tindakannya malah sewenang-wenang kepada kyai. Michael meminggirkan anggota caleg dari kalangan kyai, dan lebih mengedepankan keluarganya sendiri. Partai seperti perusahaan pribadi bagi Michael," jelas Fariz.

Dia juga menjelaskan Michael telah mengkhianati para kyai dalam Pileg 2024 lalu, sehingga kyai banyak yang kecewa kepada Michael.

Sebagai ketua partai setingkat DPC Michael memang memiliki otoritas kuat untuk menentukan langkah dan rekrutmen politik.

Namun demikian, menurut Fariz langkah dan kebijakan Michael dapat mendowngrade Demokrat Banyuwangi pada akhirnya, karena tata kelola partai yang private dan semena-mena.

"Michael itu cuma pintar merias partai saja, tampak dipermukaan seolah-olah partai Demokrat di Banyuwangi bagus, mentereng dan eksisten karena setiap acara Michael meriahkan itu dengan umbul-umbul saja, padahal di dalamnya sangat keropos, terlebih apabila kyai fokkal ini sampai keluar dari Demokrat, tamat sudah Demokrat Banyuwangi," ungkapnya.

Selama ini perolehan kursi DPRD Demokrat di Banyuwangi 7 kursi di Pileg 2024.

Dengan begitu, banyak yang melihat sebagai sebuah pencapaian Michael di Banyuwangi.

Alih-alih bersepakat dengan statmen ini, Santri Fokkal menepis pencapaian itu tidak jauh lebih baik jika kyai Fokkal kemaren tidak dikhianati oleh Michael.

"7 kursi itu karena kyai Fokkal sudah merasa kecewa dengan Michael. Seandainya Michael tidak khianati kyai Maskur Ali dan tidak memecah belah Fokkal, perolehan Demokrat tidak hanya akan 7 kursi tapi jauh lebih baik," terang Fariz

 "Michael memecah belah kepengurusan fokkal, sehingga 90% kiyai  yg awalnya di fokkal sekarang membuat lembaga baru yg namanya Fokkam (Forum Kyai Kampung). Kyai-kyai ini tujuan jelas untuk mengakomodir semua kepentingan masyarakat hususnya kiyai2 yg nyata mendengar keluh kesah masyarakat," sambungnya.

Maka dari itu, Fariz dalam giat aksi ini ingin memastikan bahwa Michael harus segera dipecat karena dirinya dianggap sebagai orang yang tidak berintegritas karena sering menyalahgunakan kekuasaannya sebagai ketua partai dengan menjajakan proyek-proyek bodong.

"Michael juga sering menjajakan proyek kepada kyai-kyai, dan setiap titik proyek Michael diduga meminta Fee kepada setiap lembaga yang dibantu diduga hingga 20%. Ada beberapa pemilik lembaga yg merasa dihianati dan merasa ditipu oleh Michael terkait proyek di Banyuwangi. Salah satu korbannya adalah kyai Nurcholis. Tindakan Michael yang seperti ini mempertaruhkan nama dan marwah kyai," tuturnya.(lkf)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
10:42
01:37
02:35
05:22
02:34
01:08
Viral