- tim tvOne/Rika Pangesti
Kasih Respons Telak! Cak Imin Kasihan ke PBNU Minta Tak Usah Ikut Campur soal Partai Politik: Urus Masing-masing
Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar meminta Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) agar tidak ikut campur urusan partai politik.
Cak Imin sapaan akrabnya, mengaku kasihan dengan PBNU lantaran harus mengurusi hal-hal tidak penting yang semestinya bukan urusannya.
"Saya semakin kasihan dengan PBNU yang katanya mau jadi pendamai dunia, yang katanya di atas negara. Eh urusannya sepele urusannya uprek-uprek yang enggak jelas. Karena itu saya sebagai Syuriah NU prihatin," ucap Cak Imin saat ditemui di rumah dinasnya, Jalan Widya Chandra VI, Jakarta Selatan, Rabu (21/8/2024).
Menurut Imin, PBNU tidak perlu mengurusi hal-hal yang bukan pada ranahnya. Imin meminta agar PBNU tetap berada di jalannya, mengerjakan sesuai tanggungjawabnya.
Dengan tegasl, Imin meminta PBNU agar tidak ikut campur dalam pengelolaan partai politiknya.
"Karena itu saya sebagai syuriah NU prihatin terhadap keadaan PBNU sekarang dan mari kita kembali kepada tugas dan tanggung jawab masing-masing," tegas Imin.
"Terutama tidak usah mencampuradukan urusan perjuangan dengan urusan politik," imbuhnya.
Terlebih, Imin berpandangan bahwa PKB dan PBNU adalah entitas yang berbeda. PKB adalah partai politik, sementara PBNU adalah organisasi kemasyarakatan (ormas).
"Jangan campuradukan urusan konstitusi, kembali kepada ketaatan kita kepada konstitusi bukan saya tidak menghormati mereka tapi saya ingin meneggakkan konstitusi," tandasnya.
Seperti diketahui, belakangan terakhir hubungan antara kedua entitas ini sedang menjadi perbincangan publik.
Hubungan antara PKB dan PBNU, yang telah lama erat, merenggang tak lama setelah KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) terpilih sebagai Ketua Umum PBNU pada Muktamar NU di Bandar Lampung, Desember 2021.
Gus Yahya menegaskan bahwa NU tidak boleh dikooptasi oleh kepentingan politik mana pun sebuah pernyataan yang dipersepsikan publik lebih ditujukan kepada PKB ketimbang partai-partai lain.
Ketegangan ini meningkat ketika Cak Imin maju menjadi cawapres sebagai pendamping Anies Baswedan dalam Pilpres 2024. Langkah ini semakin memperlebar jarak PKB dengan PBNU lantaran PBNU cenderung mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.
Belakangan, konflik mereka berlanjut setelah pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket Haji 2024 oleh DPR. Dipimpin langsung oleh Cak Imin, pansus ini hendak memeriksa penyelenggaraan haji tahun 2024 yang berada di bawah tanggung jawab Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, adik kandung Gus Yahya.
Setelah itu, manuver-manuver saling bersahutan. PBNU, melalui keputusan Rapat Pleno pada 27-28 Juli 2024, membentuk tim khusus untuk mendalami hubungan dengan PKB. Tim khusus lantas memanggil beberapa pengurus dan mantan pengurus PKB.
Eks Sekjen DPP PKB, Muhammad Lukman Edy, adalah orang pertama yang dipanggil. PKB meresponsnya dengan melaporkan Lukman Edy ke kepolisian atas tuduhan pencemaran nama baik. Kedua pihak kemudian terlibat dalam aksi saling lapor, menambah intensitas konflik yang sudah memanas.(rpi/lgn)