- ANTARA/HO-Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG
Ada Kabar Buruk, Misteri Gempa Megathrust 8,5 Magnitudo Nyata Menghantui, Semua Warga Indonesia Diminta Harus Waspada
Jakarta, tvOnenenews.com - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati selalu mewanti-wanti semua pihak dan masyarakat terhadap gempa Megathrust yang terjadi di Indonesia.
Termasuk BMKG meminta pemerintah daerah agar menyiapkan tata ruang yang aman dan mampu menampung masyarakat sebagai upaya mitigasi bila gempa Megathrust terjadi.
"Bagaimana menyiapkan masyarakat dan pemerintah daerah sebelum terjadi gempa dengan kekuatan tinggi yang mengakibatkan tsunami. Pemerintah daerah itu sudah diajak bersama-sama menyiapkan infrastrukturnya, menyiapkan sistemnya, adakah jalur evakuasi nya, adakah tempat shelter evakuasi," kata Dwikorita Karnawati dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (25/8/2024).
Kemudian zona-zona rawan seperti daerah dekat laut dan pantai agar dikosongkan dan tidak didirikan banyak bangunan.
"Yogyakarta International Airport itu sudah disiapkan untuk menghadapi Megathrust. Jadi dibangun insya Allah desain-nya dirancang tahan gempa 8,5 magnitudo, itu Megathrust dan elevasi-nya lebih tinggi dari elevasi tsunami. Jadi kalau sedang berada di bandara YIA, kalau ada gempa, ada tsunami, jangan keluar gedung. Tempat paling aman di situ, lari ke lantai mezzanine dan lantai 2 dan ada Crisis Center untuk masyarakat mampu menampung 2.000 orang, bandara-nya itu menampung 10.000 orang," katanya.
Dia menambahkan. peringatan potensi gempa Megathrust beberapa waktu belakangan ini bukanlah hal baru di Indonesia.
Tujuan utama BMKG kembali mengingatkan potensi Megathrust adalah untuk mengedukasi dan mempersiapkan masyarakat Indonesia, terlebih Indonesia tergolong rawan mengalami gempa.
"Megathrust bukan isu yang baru. Itu isu yang sudah sangat lama tapi kenapa BMKG dan beberapa pakar mengingatkan? Tujuannya adalah untuk ayo segera mitigasi," jelasnya.
Sementara, Kepala BMKG Wilayah II Hartanto mengatakan Pemerintah Kota Pekalongan dan masyarakat tidak perlu panik terkait dengan adanya isu gempa Megathrust.
"Pemerintah daerah dan warga tidak terlalu panik. Akan tetapi, kami mengimbau perlu meningkatkan pengetahuan terhadap potensi kegempaan," kata Kepala BMKG Wilayah II Hartanto di Pekalongan, Jawa Tengah.
Sebab, potensi Megathrust memang nyata adanya tetapi belum ada pengetahuan dan teknologi yang dapat memprediksikan kapan akan terjadinya dan berapa kekuatan gempa itu.
Kota Pekalongan berada di sisi utara Pulau Jawa, berada di sebelah Selatan Megathrust dan sebelah barat Megathrust adalah Pulau Sumatera.
Dikatakannya, dari sisi lokasinya memang di sebelah selatan tetapi potensi terhadap gempanya untuk wilayah Megathrust yang berkekuatan sekitar magnitudo 8,7 bisa terkena dampak guncangannya bukan dampak daripada gempa itu.
"Oleh karena itu, kami akan terus melakukan antisipasi dan edukasi kepada masyarakat bahwa mereka hidup di wilayah yang mempunyai kerentanan terhadap potensi seisme sehingga warga diharapkan dapat melakukan kesiapsiagaan terutama daerah yang potensi gempa," katanya.
Hartanto mengaku isu Megathrust potensinya nyata adanya tetapi kapan terjadi dan berapa kekuatannya belum ada teknologi dan pengetahuan yang bisa memprediksi.
"Jadi, yang perlu kita lakukan adalah meningkatkan pengetahuan terhadap potensi gempa," katanya.
Selain itu, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini siap mengirimkan tim untuk memetakan wilayah yang berpotensi terdampak bencana gempa bumi dan tsunami zona megathrust di Pulau Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar).
Tim yang diberangkatkan terdiri dari personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kemensos terpilih dan bersama dengan tim dari Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG).
"Malam tadi, staf saya dengan BMKG berangkat ke Mentawai untuk mapping itu, zona rawan aktivitas megathrust," kata Mensos Risma seusai kunjungan ke Balai Rehabilitasi Sosial Anak Memerlukan Perlindungan Khusus Alyatama Jambi.
Lalu, setiap masyarakat mulai dari tingkat kampung, desa, dan kelurahan, pada wilayah yang masuk dalam peta tersebut kemudian akan dilatih teknik darurat penyelamatan diri dari dampak gempa dan tsunami oleh tim Tagana.
Selain itu, tim tersebut juga akan menyiapkan hal teknis yang dibutuhkan, seperti sarana zona-zona evakuasi mengacu pada hasil pemodelan dari BMKG.