ILUSTRASI - TPPO.
Sumber :
  • Tangkapan layar

Diduga Jadi Korban TPPO di Laos, Keluarga Korban Berharap Anggota Keluarganya Segera Pulang ke Tanah Air

Selasa, 27 Agustus 2024 - 10:46 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Diduga jadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Laos, keluarga korban berharap anggota keluarganya segera pulang ke tanah air.

Salah satu korban diduga TPPO adalah AS. Kakak AS, Kemala Nurli, menceritakan awal mula adiknya bisa terjebak di sana. 

“Awal mulanya adik saya sampai di sana itu dia ditawarkan pekerjaan sehingga tertarik dengan bayaran tinggi. Dengan pekerjaan sebagai karyawan hotel yang belum jelas keberadaannya, tetapi sudah tahu di negara Laos yang akan mereka datangi,” ujar Kemala kepada tvOnenews.com pada Selasa (27/8/2024). 

Dia mengatakan adiknya pergi dengan temannya yang berinisial D.

Setelah membuat paspor bersama, mereka tidak langsung diberangkatkan naik pesawat, melainkan diberangkatkan naik kapal dari Tanjung Balai, Sumatera Utara. 

Dari Tanjung Balai, mereka menuju Kuala Lumpur. 

“Ada yang menjemput dan mengarahkan mereka untuk naik pesawat menuju Chiang Rai, Tahiland. Setelah tiba di sana, mereka diberangkatkan naik kapal untuk menyebrangi Sungai Mekong dan tiba di Laos,” terangnya. 

“Tidak jauh lokasinya dari Sungai Mekong, yaitu Provinsi Bokeo. Mereka bekerja di apartemen sekaligus tempat mereka tinggal. Mereka baru menyadari mekanisme kerjanya tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Mereka disuruh bekerja di depan komputer dan dibagikan HP untuk bekerja. Tak lain adalah menjadi scammer,” ungkapnya. 

Kemala mengatakan adiknya itu menerima arahan dari atasannya untuk mencari nasabah dan bekerja sama.

Akan tetapi, mereka ini masih mulai pendekatan dulu belum untuk langsung bekerja sama karena proyek yang mereka jalani baru mulai di akhir bulan Agustus nanti.

“Tetapi sebelum proyek yang mereka mau jalani ini sudah mulai tercium oleh polisi setempat sehingga ada penggerebekan di tanggal 26 Agustus 2024. Sebelumnya, sudah ada isu penggerebekan di apartemen sebelah mereka yang digerebek dan sebagian orang dipindahkan ke Myanmar,” ujar dia. 

“Setelah informasi itu mereka berencana melarikan diri tetapi tidak bisa karena paspor ditahan dan mereka dikunci di dalam apartemen tidak bisa ke mana-mana sampai penggerebekan di apartemen mereka terjadi di siang hari,” lanjut dia. 

Setelah penggerebekan, kata dia, mereka pasrah untuk diangkut akan tetapi tidak diangkut melainkan mereka diperintah untuk tetap diam di kamar masing-masing. 

Tidak lama kemudian mereka mendengar isu lagi bahwasanya mereka akan mau diberangkatkan ke Thailand atau ke Myanmar sekitar jam 11 malam. Mereka mulai bergerak untuk melarikan diri sekitar ada 21 orang. 

“Mereka mau melapor ke KBRI setempat. Tetapi, kendala perjalanan jauh. Mereka tiba di tempat pos pengaduan polisi daerah Bokeo. Mereka tiba jam 1 malam dan mereka bermalam di sana. Polisi di situ pun tidak banyak merespons melainkan mereka disuruh menunggu,” kata dia. 

Adapun Kemala mendapatkan informasi dari adiknya yang masih sempat berkomunikasi dengannya. Dia berharap adiknya bisa segera pulang. 

“Harapan saya mereka bisa segara cepat dipulangkan ke Indonesia dengan selamat,” harapnya. (nsi)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:20
11:03
03:07
02:21
02:51
02:02
Viral