Ilustrasi tanda peringatan..
Sumber :
  • pixabay

Alarm Bahaya, MJO Sudah Aktif, Warga di Jawa Tengah Wajib Waspadai Cuaca Ekstrem Hingga Senin Depan

Sabtu, 7 September 2024 - 17:14 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di Jawa Tengah untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi pada 8-9 September 2024.

Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan bahwa saat ini Madden Julian Oscillation atau MJO sedang aktif di wilayah Indonesia.

"Dinamika atmosfer saat ini menunjukkan bahwa MJO (Madden Julian Oscillation) sedang aktif di wilayah Indonesia," kata Teguh Wardoyo di Cilacap, Sabtu (7/9).

Teguh menjelaskan bahwa MJO aktivitas intra seasonal di wilayah tropis yang dapat dikenali berupa pergerakan aktivitas konveksi bergerak ke arah timur dari Samudra Hindia ke Samudra Pasifik dan biasanya muncul setiap 30 sampai 40 hari.

Menurut Teguh, MJO yang saat ini berada pada fase 4 itu berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

Selain MJO, kata dia, labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal teramati di Jawa Tengah.

"Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di beberapa wilayah Jawa Tengah pada tanggal 8-9 September," ujar Teguh.

Lebih lanjut,Teguh menambahkan, berdasarkan data yang dirilis Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, wilayah Jateng bahwa yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem padaMinggu (8/9), yakni wilayah Kabupaten Banjarnegara, Wonosobo, Batang, Kendal, Pekalongan, Temanggung, Magelang, Sragen, Grobogan, dan sekitarnya.

Sementara, pada Senin (9/9), lanjut dia, cuaca ekstrem berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Batang, Pekalongan, dan sekitarnya.

Teguh pun mengimbau masyarakat juga agar mewaspadai kenaikan suhu udara.

"Kami mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap kenaikan temperatur serta kemudahan kebakaran lahan dan hutan serta waspada potensi cuaca ekstrem pada 8-9 September yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, puting beliung, pohon tumbang, dan sambaran petir terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi," kata Teguh. (ant/dpi)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:54
03:55
05:35
03:29
06:33
02:13
Viral