- Arsip Mimbar Penerangan
Sepak Bola dan PKI, Jadikan Kapten Timnas Alat Propaganda dan Undang Tim Asal Rusia
Maklum, sepak bola saat itu sudah menjadi olahraga yang digandrungi rakyat. Terlebih, nama Ramlan sangat tersohor karena dirinya merupakan kapten PSMS Medan sekaligus pemain top Timnas yang juga sempat mengemban ban kapten. Kisah ini pernah diangkat di koran Harian Rakjat yang terbit pada 29 September 1955.
Benar saja, PKI berhasil masuk empat besar partai dengan suara terbanyak di Pemilu 1955 yang salah satunya berkat pengaruh figur sepak bola seperti Ramlan Yatim.
Lima tahun sebelum Pemilu 1955, Ketua PSSI waktu itu, R. Maladi, juga disebut-sebut sebagai simpatisan komunis.
Dipilihnya Maladi sebagai ketua PSSI diduga merupakan bagian dari strategi untuk memperkuat politik luar negeri Indonesia di bawah kepemimpinan Soekarno, yang saat itu menjalin hubungan erat dengan Peking (sekarang Beijing).
Lobi Komunis hingga Bantuan dari Soviet
PKI tercatat pernah mengundang tim sepak bola raksasa Rusia, Lokomotiv Moscow, untuk bermain di Indonesia.
Tim raksasa Beruang Merah itu sempat bertanding melawan klub-klub Tanah Air seperti Persebaya, Persija, dan PSMS.
Kehadiran Lokomotiv Moscow ini tentu nggak bisa dilepaskan dari kedekatan PKI dengan Uni Soviet, yang pada masa itu menjadi pusat kekuatan komunisme dunia.