- Istimewa
Upaya Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Dewan Pakar PERHAPI Billy Mambrasar Beberkan Program Hilirisasi Nikel Era Prabowo-Gibran
Jakarta, tvOnenews.com - Anggota Dewan Pakar Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) 2021-2024, Billy Mambrasar meyakini pemerintahan era Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka berkomitmen melanjutkan program hilirisasi nikel yang berdampak positif terhadap ekonomi Indonesia.
Billy mengatakan program hilirisasi nikel akan meningkatkan perputaran ekonomi Indonesia secara berganda bukan hanya pada sektor pembayaran pajak.
Melainkan, kata Billy, turut akan berdampak terhadap perekrutan tenaga kerja hingga nilai tambah dari ekspor produk akhir.
"Pemerintahan Prabowo-Gibran berkomitmen untuk melanjutkan hilirisasi nikel sebagai prioritas utama. Saya yakin bahwa melalui kebijakan hilirisasi ini, kita bisa mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen, membuka lapangan kerja baru, dan memperkuat daya saing Indonesia di kancah global," kata Billy dalam kegiatan SMITe Talk 2024: Decoding Nickel di Hyatt Place, Makassar, Rabu (11/9/2024).
Staf Khusus Presiden RI Bidang Inovasi dan Daerah Terluar ini turut memaparkan dalam mencapai tujuan itu pemerintah tak dapat bergerak secara sendiri.
Menurutnya pemerintah selanjutnya harus mengambil langkah kolaborasi pentahelix yang melibatkan sektor swasta, akademisi, masyarakat, dan media.
Pasalnya, Billy menuturkan langkah itu sangat diperlukan untuk mewujudkan ekosistem industri nikel yang berkelanjutan.
"Kolaborasi pentahelix adalah kunci sukses. Dengan adanya sinergi dari seluruh pemangku kepentingan, kita bisa menghadapi tantangan dan memaksimalkan peluang di sektor nikel. Indonesia memiliki semua potensi untuk menjadi pemimpin global dalam industri ini jika kita bergerak bersama," kata Billy.
Billy menjelaskan langkah-langkah efektif perlu segera dilakukan mengingat industri nikel saat ini mengalami peningkatan permintaan secara global untuk kegunaan baterai lithium-ion.
Adanya peluang tersebut, kata Billy, Indonesia dapat menjadi pemain kunci dalam industri nikel hingga dibutuhkan peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya manusianya (SDM).
"Indonesia berada pada titik yang sangat strategis dalam industri nikel global. Permintaan baterai lithium-ion terus meningkat, dan ini membuka peluang besar bagi Indonesia untuk memimpin rantai pasok dunia. Namun, kita harus memastikan kesiapan teknologi dan tenaga kerja yang kompeten agar dapat memanfaatkan momentum ini," ujar Billy.
Tak hanya itu, Billy turut menyorot pentingnya pendidikan vokasi sebagai faktor dalam memperkuat industri nikel di tanah air.
Ia menekankan bahwa tenaga kerja berketerampilan tinggi akan menjadi salah satu pilar dalam menghadapi tantangan hilirisasi.
"Pendidikan vokasi di sektor pertambangan nikel adalah kunci keberhasilan hilirisasi. Melalui pendidikan yang tepat, kita dapat menciptakan tenaga kerja yang inovatif dan kompeten, yang siap mendukung transformasi industri ini," pungkasnya. (raa)