Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Sumber :
  • Istimewa

Bamsoet Minta Pemerintah Berikan Gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-4 Gus Dur

Minggu, 29 September 2024 - 16:30 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo mengatakan bahwa Abdurrahman Wahid alias Gus Dur merupakan sosok multi dimensi dan pemerintah perlu memberikan gelar Pahlawan Nasional.

Hal ini dinyatakannya dalam acara Silaturahmi Kebangsaan Keluarga Gus Dur di Ruang Delegasi Gedung Nusantara V MPR RI, pada Minggu (29/9/2024).

“Gus Dur memang unik. Ia manusia multi dimensi, penuh kharisma yang diyakini sebagian umat sebagai pemilik indra keenam yang kemudian mampu melihat hal-hal yang tak mampu dilihat mata orang biasa,” kata Bamsoet.

Kemudian Bamsoet menerangkan bahwa berbagai fatwa maupun nasihat yang kerap dilontarkan Gus Dur dalam bentuk jokes justru mengukuhkan dirinya sebagai seorang ulama besar.

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo
Sumber :
  • Adinda Ratna Safira/tvOnenews

 

“Bahkan dia (Gus Dur) pernah menyatakan, 'saya ini jadi presiden barangkali satu-satunya yang gak keluar uang sepeser pun. Hanya modal dengkul, itu pun dengkulnya Amin Rais',” ungkap Bamsoet.

Bamsoet mengatakan Gus Dur juga dikenal sebagai ulama dan tokoh bangsa yang humoris, memiliki makna yang strategis dan substansial. 

Sebab saat menjadi ulama, Gus Dur menjadikan humor sebagai pembungkus pesan-pesan moral, menjadikan ajaran dan dogma agama dengan bahasa yang lebih cair, jauh dari kesan takut dan langsung masuk ke bawah sadar yang menyenangkan.

“Di tangan Gus Dur ajaran tentang moralitas dan spiritualitas disampaikan melalui bahasa yang universal yang lebih mudah diterima dan dicerna tanpa menghilangkan esensi makna dan pesan yang tersirat di dalamnya,” terangnya.

Gus Dur juga disebut sukses mentransformasikan bahasa politik menjadi narasi yang lebih membumi dan tidak lagi menjadi bahasa langit. 

Gus Dur tidak menjadikan ketokohannya sebagai justifikasi untuk menempatkan dirinya di atas menara gading yang sulit dijangkau khalayak. 

“Tidak jarang Gus Dur menjadikan dirinya sendiri sebagai objek anekdot. Ini adalah cerminan bahwa Gus Dur adalah sosok yang manusiawi, tidak antikritik dan egaliter, menempatkan dirinya sejajar dan menjadi bagian dari masyarakat luas,” tukasnya.

Bamsoet menyebutkan bahwa Gus Dur juga memiliki wawasan yang luas sebagai seorang intelektual. 

Gus Dur memiliki pandangan jauh ke depan, visioner dan kadangkala sulit dipahami oleh pemikiran yang konservatif.

Selain itu Gus Dur merupakan sosok Presiden Republik Indonesia yang menjunjung tinggi toleransi. 

Bahkan Gus Dur menjadi Presiden RI yang mendapatkan julukan sebagai Bapak Pluralisme.

“Banyak atribut positif yang disematkan orang pada diri Gus Dur. Beliau adalah ikon kestaraan yang begitu menjunjung tinggi toleransi. Mengedepankan sikap intuitis atau merangkul semua kalangan dan menempatkan manusia pada kemanusiaannya. Komitmennya untuk menyeimbangkan harmoni sosial di tengah pluralitas Indonesia tidak pernah kita ragukan,” ungkap Bamsoet.

Bamsoet menegaskan begitu besar jasa-jasa Gus Dur dalam memperjuangkan nilai-nilai toleransi, demokrasi, dan keadilan sosial. 

Atas hal tersebut maka sudah seharusnya pemerintah menetapkan Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional.

“Oleh karenanya, tidak berlebihan sekiranya mantan Presiden Kiai Haji, Abdurrahman Wahid, dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh oleh pemerintahan hari ini maupun yang akan mendatang untuk mendapatkan sekali lagi Anugerah Gelar Palawan Nasional sesuai dengan peraturan perundangan serta selaras dengan martabat kemanusiaan, jasa-jasa, dan pengabdiannya pada bangsa dan negara,” tutupnya. (ars/muu)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:26
07:14
02:26
01:45
02:53
02:10
Viral