Atasi Kemacetan, Pramono-Doel Bakal Hadirkan TransJabodetabek Sampai Puncak dan Cianjur

Jakarta, tvOnenews.com - Pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur Pilkada Jakarta 2024 nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno mengungkap strategi mengatasi kemacetan di Jakarta.

Hal ini disampaikan Pramono-Rano saat menjawab strategi lima tahun kepemimpinan untuk mengatasi kemacetan di Jakarta dalam debat perdana di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Minggu (6/10/2024) malam.

Diketahui bahwa Jakarta menduduki peringkat ke 29 sebagai kota termacet di dunia. 

Warga Jakarta membutuhkan waktu 53 persen ekstra lebih lama untuk mencapai tujuan perjalanan selama jam sibuk.

Menurutnya TransJakarta sebagai solusi mengatasi kemacetan di Jakarta tidaklah cukup. 

Maka untuk menyelesaikan hal ini perlu ada perluasan jangkauan moda transportasi, salah satunya dengan TransJabodetabek.

“Transjakarta tidak cukup untuk mengatasi, menyelesaikan persoalan macet di Jakarta. Aglomerasi telah ada maka yang harus dilakukan adalah TransJabodetabek, untuk itu maka harus diatur dari ujungnya,” ungkapnya.

Bahkan, kata Pramono jika diperlukan, rute TransJabodetabek nantinya diatur hingga ke wilayah Puncak dan Cianjur. 

Hal ini guna meminimalisir masuknya kendaraan pribadi ke wilayah Jakarta.

“Yang paling penting untuk mengatasi kemacetan di Jakarta adalah TransJabodetabek bahkan kalau perlu sampai dengan Puncak dan Cianjur. Kenapa itu harus dilakukan? Sekali lagi untuk mengatasi supaya tidak banyak mobil atau kendaraan pribadi yang masuk ke Jakarta,” kata Pramono.

Selain itu Pramono menyebutkan bahwa dirinya merupakan orang yang membebaskan 15 golongan masyarakat untuk menikmati fasilitas layanan gratis mengakses bus TransJakarta. 

Nantinya jika terpilih sebagai pemimpin Jakarta, dirinya akan menambahkan fasilitas gratis hingga ke MRT untuk mengatasi kemacetan Jakarta.

“Saya termasuk yang akan membebaskan 15 golongan yang sekarang ini sudah naik busway gratis. Maka mereka naik MRT dan LRT juga gratis baik dari Bekasi, dari Tangerang Selatan, dari Bogor, dan dari manapun apabila fasilitas itu ada. Kenapa itu dilakukan? Supaya orang berkurang banyak masuk ke Jakarta bawa kendaraan pribadi,” tukasnya. (ars/muu)