Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.
Sumber :
  • Antara

Bahlil Ungkap Program Prabowo-Gibran ke Depan: Kedaulatan Pangan dan Kedaulatan Energi

Selasa, 8 Oktober 2024 - 08:10 WIB

Dia mengungkapkan bahwa Indonesia dulu pernah berada pada masa kejayaan dalam ekspor minyak, terutama pada tahun 1996 dan 1997, di mana lifting minyak mencapai 1.000.600 barel per hari, sementara konsumsi domestik hanya sekitar 600 hingga 700 ribu barel.

Saat itu, Indonesia mampu mengekspor sekitar 1 juta barel per hari, yang berkontribusi besar terhadap pendapatan negara, mencapai 40 hingga 50 persen dari sektor minyak dan gas.

Namun, situasi kini telah berubah. Pada tahun 2022 hingga 2024, produksi minyak terus mengalami penurunan, hingga saat ini hanya mencapai sekitar 600 ribu barel per hari.

Sebaliknya, konsumsi minyak dalam negeri meningkat hingga mencapai 1 juta barel per hari, memaksa Indonesia untuk mengimpor jumlah yang sama. 

Hal ini mencerminkan kondisi yang berbalik dari 30 tahun lalu, ketika Indonesia masih merupakan negara pengekspor minyak.

Dalam menghadapi kondisi tersebut, Bahlil mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam upaya meningkatkan lifting minyak.

Meskipun upaya-upaya itu belum mampu mengembalikan posisi Indonesia sebagai negara pengekspor, pemerintah terus mendorong berbagai inovasi dan intervensi teknologi untuk meningkatkan produksi minyak dalam negeri.

Berita Terkait :
1
2
3 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
00:54
01:35
02:15
06:15
00:52
04:05
Viral