Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI), Budi Santoso.
Sumber :
  • Aldi Herlanda/tvOnenews.com

Buntut Kasus Kematian dr Aulia Risma, AIPKI Dukung Zero Bullying di Lingkungan Pendidikan Kedokteran

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 23:25 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI), Budi Santoso menyebut bahwa perundungan atau bullying di perguruan tinggi khususnya di Fakultas Kedokteran harus segera diakhiri dan tidak boleh kembali terjadi.

Hal tersebut merupakan respon AIPKI pasca tewasnya salah seorang peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip) yang diduga melakukan bunuh diri akibat mendapatkan perundungan dari seniornya.

"Kita dari AIPKI mendukung, mendukung zero bullying, itu kita sudah sepakat," katanya usai acara Mukernas PDUI di Hotel Sheraton, Gandaria City, Jakarta Selatan, Sabtu (12/10/2024).

Alm. dr Aulia Risma, Dokter (PPDS) Fakultas Kedokteran Prodi Anestesi di Universitas Diponegoro (Undip).
Sumber :
  • Tim tvOne - Didiet Cordiaz

 

Budi menjelaskan bahwa penanganan yang harus dilakukan untuk mengatasi kasus bullying tersebut harus diimbangi dengan keputusan atau pencegahan yang bijaksana dari pemerintah tanpa harus adanya pihak-pihak yang merasa dirugikan.

Termasuk keputusan Pemerintah dengan membekukan program PPDS Undip. Menurutnya, keputusan itu dirasa sangat kurang tepat, dimana hal ini sangat merugikan bagi mahasiswa yang memang tidak terlibat dalam kasus tersebut.

"Satu sisi kita menghindari atau meniadakan praktik bullying, ya kita dukung, tapi dengan cara-cara pendekatannya yang lebih baik," jelasnya.

"Tentu masyarakat pasti terugikan (soal pembekuan PPDS), jadi kalau bisa jangan, kalau mungkin sudah terjadi, ya segera di kembalikan, sambil melakukan proses-proses yang pencegahan yang bijaksana," sambungnya.

Kendati demikian, Budi secara tegas mengatakan bahwa pihaknya sangat mendukung sanksi tegas kepada para pelaku yang terbukti telah melakukan bullying bahkan hingga menyebabkan seseorang meninggal dunia.

"Kalau terbukti melakukan bullying, saya sepakat, sampai dikeluarkan pun saya sepakat, kalau sampai terbukti ya, tapi ini harus melakukan dialog, pemeriksaan yang adil," tegasnya.

Disisi lain, beberapa waktu lalu, Kemenkes menerima 1.000 lebih laporan perundungan (bullying), dan telah menelusuri kebenarannya. Hasilnya, terdapat 300 kasus yang diduga benar terjadi.

"Ada sekitar 1.000 lebih perundungan yang kita klarifikasi ternyata sebagian besar bukan perundungan, yang perundungan itu sekitar 30 persen yang memang benar-benar perundungan," ujar Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, di Istana Kepresidenan, Selasa (3/9/2024).

Namun, Dante tidak merinci 300 peristiwa bullying itu terjadi di kampus atau RS mana saja. 

Dante menyebut, perlu bukti solid untuk menentukan kesimpulan dari setiap kali perundungan. (aha/muu)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:25
02:09
03:18
02:21
03:11
02:06
Viral