Demo pedagang Pasar Tanah Abang.
Sumber :
  • Abdul Gani Siregar/tvOnenews.com

Demo Harga Sewa, Pedagang Tanah Abang Ancam Tutup Pintu Akses Skybridge Jika Tuntutan Tak Dikabulkan 

Kamis, 17 Oktober 2024 - 19:58 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Puluhan pedagang di Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Pasar Tanah Abang melakukan aksi unjuk rasa terkait kenaikan harga sewa (service charge) secara sepihak, Kamis (17/10/2024).

Para pedagang pun mengancam akan menutup akses Skybridge Tanah Abang apabila Perumda Sarana Jaya tidak menurunkan harga sewa kios.

Aksi unjuk rasa pun berjalan panas, lantaran sorakan para pedagang bergemuruh di JPM Pasar Tanah Abang. Tak hanya itu saja, berdasarkan pantauan, sejumlah pedagang juga melakukan aksi dorong-mendorong untuk menerobos masuk ke kantor pengelola Pasar Tanah Abang.

Aksi demo yang dominan diikuti oleh ibu-ibu mengangkat sejumlah spanduk dengan tulisan aksi menolak kenaikan harga kios, dan menuntut penurunan harga sewa.

"Pasar Sepi, Service Charge Tinggi. Parah!" tulisan salah satu spanduk.

Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Tanah Abang Jimmy Rory mengatakan setelah melakukan audiensi berminggu-minggu, pihak Sarana Jaya hanya menurunkan harga sewa sebesar Rp50.000 setelah dilakukan audiensi sejak Januari-Oktober 2024.

"Saya sejujurnya kaget setelah saya nunggu berminggu-minggu audiensi, tadi itu saya pikir sudah gagal. Ternyata nilai sewanya hanya turun Rp50.000," kata dia.

Sementara itu, dari pihak asosiasi pedagang meminta harga sewa kembali di harga pertama yakni Rp800.000 per bulan.

"Nilai harga sewa awalnya Rp1.400.000 hanya turun Rp50.000, coba bisa bayangkan bagaimana kecewanya kami. Kami sudah jelaskan bahwa kami yang ada di sini adalah pedagang mikro, pedagang kecil," keluhnya.

Bahkan, Jimmy mengatakan pendapatan pedagang di JPM Pasar Tanah Abang tidak banyak. Setiap hari, kios pakaian hanya bisa menjual satu hingga dua pakaian saja dalam sehari.

"Kami hanya laku satu sampai dua potong baju. Tidak seramai dulu lah, saya beli masyarakat sudah turun. Jadi bagaimana kami harus membayar Rp1.400.000, sedangkan kadang-kadang setiap hari kami tidak laris," kata dia. (agr)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
00:54
01:35
02:15
06:15
00:52
03:59
Viral