- Istimewa
Top, Peneliti Indonesia di Jerman Ungkap Temuan Kunci Masa Depan Sistem Pangan Nasional
Jakarta, tvOnenews.com - Lembaga penelitian independen, Foodagogik, meluncurkan publikasi perdana mereka yang berjudul Flagship Report: Imagining the future of Indonesian food systems, saat bertepatan dengan peringatan Hari Pangan Sedunia.
Adapun, diskusi panel dalam acara peluncuran ini juga melibatkan berbagai narasumber ahli, antara lain Angela Ratna Sari Biu, Founder Hekang Dite, yang berbagi pengalaman dalam mendirikan UMKM di tingkat lokal yang melibatkan orang muda.
Kemudian, Felia Salim, Ambassador Food and Land Use (FOLU) Coalition, yang menggarisbawahi peran perubahan perilaku dalam transformasi sistem.
Lalu, Gita Syahrani, Ketua Dewan Pengurus Koalisi Ekonomi Membumi (KEM), yang menyampaikan pentingnya akses untuk para non-pegiat pangan untuk ikut terlibat.
Selanjutnya, Dr. Rina Mardiana, Dewan Penasihat Pusat Studi Agraria IPB University, yang memberikan perspektif ilmiah dan kebijakan tentang pangan regeneratif yang berdaulat.
Carin Noerhadi, Co-founder & Executive Director foodagogik, mengungkapkan sejumlah temuan penting tentang bagaimana Indonesia dapat membangun sistem pangan yang lebih inklusif, bergizi, dan regeneratif.
Carin Noerhadi, peneliti asal Indonesia yang kini berbasis di Jerman, memaparkan hasil penelitian yang menyoroti tantangan dan peluang besar transformasi sistem pangan di Indonesia demi kesehatan masyarakat dan pelestarian lingkungan.
"Berkaca dari titik intervensi yang ditawarkan oleh Komisi EAT-Lancet, kami menemukan Indonesia memerlukan titik intervensi utama yang berbeda untuk mengkatalis transformasi sistem pangan nasional: keikutsertaan generasi muda, diversifikasi pertanian dan peningkatan produktivitas lahan, serta impelementasi, monitoring, dan evaluasi kebijakan pangan berkelanjutan," ujar Carin dalam keterangannya, Kamis (17/10/2024).
Untuk itu, Indonesia perlu meningkatkan ‘traditiovations’ atau gabungan antara tradisi dan inovasi, serta memperkuat sinergi antara sains, kebijakan, dan praktik di lapangan.
Sementara, Sofyan A. Djalil sebagai anggota pembina foodagogik menambahkan transformasi bisa tercapai dengan adanya kebijakan yang baik dan didasari oleh penelitian.
Dia menekankan transformasi sistem pangan melalui penguatan di tingkat lokal perlu diangkat sehingga menjadi perhatian para pengambil kebijakan.
“Tantangannya adalah menyesuaikan rasional mikroekonomi di tingkat lokal dan tetap memastikan bahwa Indonesia mampu bersaing di pasar global. Perlu ada skala ekonomi, efisiensi, dan profesionalitas untuk mempromosikan pangan lokal,” tuturnya.(lkf)