- tvOnenews.com/Julio Saputra
Dorong Kepemimpinan Inklusif, FPMI Ajukan Gugatan ke Mahkamah Konstitusi
Jakarta, tvOnenews.com - Presidium Nasional Forum Politis Muda Indonesia (FPMI) menekankan perlunya regenerasi kepemimpinan inklusif dalam dunia politik, pemerintahan, dan demokrasi di Indonesia.
Bendahara Umum Presidium Nasional FPMI, Amul Hikmah Budiman selaku menekankan pentingnya urgensi perubahan yang membuka jalan bagi kaum remaja untuk mengambil peran aktif di partai politik maupun dalam struktur negara.
Budiman menegaskan bahwa regenerasi kepemimpinan inklusif menjadi prioritas utama yang sedang diperjuangkan oleh FPMI.
Menurutnya demokrasi yang sehat tidak hanya membutuhkan partisipasi yang luas, tetapi juga keterwakilan dari berbagai lapisan usia dan latar belakang yang beragam.
FPMI memandang bahwa generasi muda memiliki potensi besar untuk mendorong perubahan positif yang sejalan dengan kebutuhan masa depan Indonesia.
"Kami melihat inklusivitas sebagai kunci untuk memperkuat struktur politik di negeri ini. Perlu adanya dorongan agar anak-anak muda, baik mereka yang berada di dalam partai politik maupun yang memiliki minat pada kepemimpinan publik, bisa berperan nyata dan aktif. Ini adalah saatnya generasi penerus bangsa turut serta dalam memimpin negeri ini, baik dari dalam tubuh partai ataupun pemerintahan," kata Budiman, Jakarta, Rabu (6/11/2024).
Dalam upaya mengakomodasi perubahan tersebut, FPMI melalui Presidium Nasional telah mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Permintaan ini diharapkan dapat menjadi batu loncatan untuk merumuskan sistem kepemimpinan yang lebih terbuka.
Menurut Budiman langkah ini penting guna memastikan setiap generasi memiliki kesempatan yang setara dalam berpartisipasi di ranah publik.
Gugatan yang diajukan oleh FPMI mencakup berbagai poin penting terkait dengan inklusivitas dalam sistem kepemimpinan politik Indonesia.
Salah satu fokus utama yang disoroti adalah kebutuhan untuk mereformasi mekanisme seleksi kepemimpinan dalam partai politik agar tidak hanya didominasi oleh kalangan tertentu.
Menurut Budiman hal ini penting guna memastikan bahwa generasi muda memiliki ruang untuk ikut serta dalam menentukan arah kebijakan dan masa depan negara.
"Perjuangan ini bukan hanya tentang keterlibatan pemuda semata, tetapi juga untuk masa depan bangsa ini. Dengan mengedepankan regenerasi kepemimpinan yang inklusif, kami yakin Indonesia bisa menjadi negara yang lebih demokratis, berkeadilan, dan lebih baik," pungkas Budiman. (jts/raa)