- IST
Beda Hasil Survei Jateng, Persepi Diminta Tegas Panggil SMRC dan Indikator s
Jakarta, tvOnenews.com - Belakangan terdapat perbedaan hasil survei di Pemilihan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) 2024. Pasalnya, SMRC dan Indikator baru saja merilis hasil survei yang berbeda di Pilgub Jateng dalam periode yang sama.
Karena perbedaan tersebut Guru Besar Ilmu Politik Universitas Airlangga, Prof. Dr. Kacung Marijan meminta Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) tegas memanggi Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dan Indikator Politik Indonesia untuk melakukan ekspos data seperti ketika perbedaan hasil survei di Pilgub DK Jakarta antara LSI dan Poltracking Indonesia.
“Ya menurut saya harus fair dong, harus fair kepada anggota ya kalau ada datanya tinggal di ekspos aja datanya ada atau ngganya, bener atau engganya,” terang Prof Kacung, Minggu (14/11/2024).
“Yang di Jakarta itu kan Persepi turun tangan ya. Ya biar fair harus turun tangan juga dong. Jangan sampai Jakarta turun tangan tapi di Jateng ga turun tangan kan gitu,” imbuhnya.
Prof Kacung menjelaskan publik akan bertanya-tanya jika Persepi tidak memanggil SMRC dan Indikator atas hasil survei yang berbeda di Jateng. Mengingat di Jakarta Persepi sangat gesit melakukan pemanggilan LSI dan Poltracking Indonesia ketika terjadi perbedaan hasil survei.
Persepi melakukan pemanggilan melalui Dewan Etik di mana pemilik sekaligus pendiri SMRC yakni Saiful Mujani menjadi anggotanya. Pemanggilan LSI dan Poltracking juga dimotori oleh Saiful Mujani yang di dalam grup chat Persepi yang bocor ke publik.
Di mana di dalam grup chat tersebut Saiful Mujani mengeluarkan pernyataan mengancam yakni lembaga survei yang hasil surveinya berbeda dari LSI akan diadili dan dipecat dari Persepi. Belakangan diketahui Saiful Mujani merupakan pendiri dari LSI dan masih tercatat sebagai peneliti LSI.
Kini ketegasan dan kredibilitas Persepi dipertanyakan oleh publik karena perbedaan hasil survei yang dikeluarkan oleh dua anggotanya di Pilgub Jateng 2024. Apalagi yang mengeluarkan hasil survei ini adalah lembaga besutan Dewan Etik Persepi yakni Saiful Mujani.
Prof Kacung menyatakan jangan sampai Persepi tidak turun tangan atas perbedaan hasil survei di Jateng. Jika Persepi tidak turun tentunya masyarakat akan meragukan kredibilitas dari Persepi yang gesit mengadili hasil survei di Pilgub Jakarta namun menutup mata di Pilgub Jateng.
“Ya jangan sampai di satu daerah turun tapi di daerah lain tidak turun. Itu kan bisa melahirkan prasangka baru. Kalau memang organisasi memanggil itu kan ya harus sama sama,” pungkasnya.
Seperti diketahui, dalam rilis survei periode 7-12 November, SMRC menyatakan elektabilitas dari pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nomor Urut 1, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi atau Hendi berada di angka 50,4 persen. Kemudian elektabilitas pasangan nomor urut 2, Ahmad Lutfi-Taj Yasin di angka 47,0 persen. Hasil survei dari SMRC secara jelas memperlihatkan keunggulan dari pasangan Andika-Hendi.
Sejurus kemudian Indiaktor mengeluarkan hasil survei berbeda di periode yang sama yakni 7-13 November di mana elektabilitas pasangan Lutfi-Taj Yasin terekam unggul yakni di angka 47,19 persen dan pasangan Andika-Hendi di angka 43,46 persen.
Perbedaan elektabilitas tidak berbeda seperti hasil survei Pilkada DK Jakarta, di mana LSI menemukan pasangan Pramono Anung-Rano Karno di angka 41,6 persen, Ridwan Kamil-Suswono 37,4 persen dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana 6,6 persen. Kemudian Poltracking Indonesia di periode survei yang sama menemukan elektabilitas Ridwan Kamil-Suswono di angka 51,6 persen, Pramono-Rani 36,4 persen dan Dharma-Kun di angka 3,9 persen.
Karena perbedaan tersebut LSI dan Poltracking dalam waktu singkat dipanggil oleh dewan etik yang dikomandoi oleh Saiful Mujani. Anggota Dewan Etik Persepi yang kemudian dimotori oleh Saiful Mujani kemudian menjatuhkan sanksi kepada Poltracking karena mengeluarkan hasil berbeda dari LSI. (ebs)