- Tangkapan layar media sosial
Bawaslu Buka Suara soal Pilkada Berdarah di Sampang: Sudah Kita Prediksi
Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Rahmat Bagja merespon soal kejadian pembacokan pendukung salah satu paslon hingga tewas di Kabupaten Sampang.
Rahmat mengatakan, bahwa wilayah tersebut memang memiliki nilai kerawanan yang tinggi. Hal ini terlihat berdasarkan indeks daerah rawan pada pilkada serentak 2024.
Oleh sebab itu, peristiwa yang baru saja terjadi pada Minggu (18/11/2024) kemarin ini telah diprediksi sebelumnya oleh Bawaslu.
- Tangkapan layar media sosial
"Jadi sudah kita prediksikan akan ada hal-hal yang kemungkinan ada clash diantara akar rumput yang seharusnya tidak terjadi," kata dia di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (19/11/2024).
Rahmat mengaku sangat menyesali atas kejadian tersebut. Yang mana seharusnya peristiwa penghilangan nyawa seseorang pada Pilkada tidak mesti terjadi.
Sebab, menurutnya tidak ada nyawa yang sebanding dengan terpilihnya pasangan calon pada Pilkada serentak 2024.
"Tidak harus juga kemudian ditukar dengan nyawa. Ini hal yang tidak sepadan dan juga jangan sampai karena berbeda pendapat kemudian melakukan kekerasan itu yang dihindari dari pilkada," tuturnya.
Atas kejadian ini, Bawaslu segera memerintahkan jajarannya untuk melakukan koordinasi dengan aparat penegak hukum untuk melakukan pembinaan, agar hal serupa tidak terulang kembali.
"Tapi yang terjadi di Sampang itu patut kita sesalkan dan sekarang teman-teman sedang bersama teman-teman sentra Gakumdu dan Kepolisian untuk melakukan supervisi terhadap perkara ini," tandasnya.
Sebelumnya, saksi dari Paslon nomor urut 2 dalam Pilkada Sampang Slamet Junaidi-Achmad Mahfudz (Jimat Sakteh), Jimmy Sugito Putra meregang nyawa usai dibacok pendukung paslon lain di wilayah Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang.
Dimana kejadian ini berawal, ketika salah satu calon Bupati Sampang nomor urut 02 menghadiri undangan salah satu tokoh di Desa tersebut.
Usai bersilaturahmi Cabup dan rombongan balik kanan alih-alih diadang oleh pendukung Paslon nomor urut 01, sehingga terjadi cekcok dan timbul peristiwa pembacokan terhadap korban pendukung Paslon 02. Sebagaimana informasi yang beredar di WA Grup.
Ketua Tim Pemenangan Pasangan Calon Jimat Sakteh, Surya Noviantoro menduga, kasus pengeroyokan oleh sekelompok orang terhadap korban karena motif politik.
Insiden berdarah itu terjadi setelah calon bupati Slamet Junaidi berkunjung ke salah satu tokoh agama di Ketapang dan sempat diadang massa bersenjata celurit, tetapi berhasil lolos melalui jalan lain.
Selanjutnya para pengadang masuk ke area lokasi yang dikunjungi Slamet Junaidi. Sejumlah orang itu sempat cekcok mulut hingga akhirnya terjadi penganiayaan terhadap sejumlah orang, salah satunya korban Jimmy Sugito yang meninggal dunia. (aha)