- Istimewa
Buntut Debat Pilgub Aceh Ricuh, Aktivis Perempuan Aceh Angkat Bicara
Aceh, tvOnenews.com - Ketua Sahabat Muallem Pidie, Cut Farhani, ikut menanggapi soal pernyataan beraroma penghinaan dari Calon Gubernur Aceh Bustami Hamzah.
Farhani menilai ucapan Bustami kasar karena tidak menjujung adat dan budaya ketimuran.
“Sungguh tak bisa diterima dalam adat bertutur kata orang timur, dan sebagai Orang Aceh pernyataan itu sangat tak beretika,” ujar Cut Farhani dalam keterangannya, Sabtu (23/11/2024).
Farhani mengingakan, seharusnya Paslon 01 dapat saling menghargai antar kontestan.
Terlebih para kandidat Gubernur merupakan orang yang berpendidikan tinggi.
Namun, ketinggian ilmu mereka tidak dibarengi dengan adab dalam menghadapi lawan debat.
Padahal, sejatinya lawan debat adalah teman berpikir.
“Melihat Muallem jangan hanya dari sudut pandang sekolah saja, kita juga harus bisa menghargai pengorbanan nyawa beliau untuk Aceh,” tegas aktivis perempuan Aceh itu.
Perlu diketahui, kuatnya elektabilitas Muallem-Dek Fadh turut disokong para intelektual Aceh seperti, seperti Muslim, S.HI. MM, Dr. Nasir Djamil, Prof. Abdullah Puteh, drh. Irwandi Yusuf, Dr. Nurlis Efendi, Teuku Kamaruzzaman, para aktivis serta kalangan Santri Dayah di Aceh.
Muallem adalah sosok inti dibalik damainya Aceh, beliau sangat ikhlas untuk Aceh.
Sepak terjangnya semasa konflik, dan merawat damai Aceh hingga saat ini, Muallem selalu diserang pribadinya dengan narasi negatif, tapi tak pernah dibalas atau dibawa ke ranah hukum.
Seperti diketahui, debat ketiga Pemilihan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur (Pilgub) Aceh yang dilaksanakan oleh KIP Aceh di The Pade Hotel, Aceh Besar 19 November lalu sempat ricuh.
Munculnya pernyataan “Mereka Gak Sekolah,” yang diucapkan oleh Paslon Gubernur Aceh nomor urut 1, Bustami Hamzah dianggap sebagai pernyataan yang tak bisa diterima, dan niretika.(lkf)