- Julio Trisaputra/tvOnenews.com
Praktisi Hukum Bicara Kasus Firli Bahuri dari Kacamata Hukum Pidana, Ternyata Katanya...
Jakarta, tvOnenews.com - Praktisi hukum dari Universitas Mataram, Sirra Prayuna ikut menanggapi soal kasus dugaan pemerasan yang dituduhkan terhadap eks Ketua KPK Firli Bahuri masih menjadi perhatian publik.
Dia menilai jika melihat kasus Firli Bahuri dari kacamata hukum pidana, kasus ini tergolong sederhana.
“Pembuktian dalam perkara pidana cukup dilakukan dengan memenuhi dua alat bukti yang sah,” ujar Sirra Prayuna kepada media, Kamis (28/11/2024).
Dia juga mengungkapkan, anatomi perkara seperti yang dituduhkan Polda Metro Jaya terhadap Firli Bahuri sudah seharusnya mengedepankan prinsip pembuktian yang jelas.
“Dalam konteks pembuktian, jika ada yang memeras tentu ada yang diperas. Lalu, harus diketahui kapan peristiwa itu terjadi, di mana tempatnya, bagaimana caranya, serta siapa saja saksi yang melihat dan mendengar langsung. Itu semua adalah elemen penting yang bisa dibuktikan secara hukum,” tambahnya.
Informasi yang dihimpun hingga kini sudah 123 saksi dan 11 ahli diperiksa terkait kasus ini.
Namun, berkas perkara yang bolak-balik antara penyidik dan kejaksaan membuat publik bingung dan bertanya-tanya mengenai kekuatan alat bukti yang dimiliki penyidik.