Ancaman Dengue Semakin Nyata di Musim Hujan, Simak Soal Langkah Cegah DBD.
Sumber :
  • Istimewa

Ancaman Dengue Semakin Nyata di Musim Hujan, Simak Soal Langkah Cegah DBD

Minggu, 1 Desember 2024 - 18:16 WIB

Jakarta, tvOneneas.com - Indonesia kini sudah memasuki musim hujan. Musim ini disebut sebagai musim dengan ancaman dengue semakin berat.

Meskipun virus dengue memang mudah tersebar di daerah tropis. Namun curah hujan yang tinggi dapat berpengaruh dalam siklus hidup nyamuk.

Dalam data Kementerian Kesehatan RI mencatat, sampai dengan minggu ke-46 tahun 2024, terdapat 218.356 kasus dengue di Indonesia, dengan kematian 1.259 kasus. 

Sementara itu, kasus dengue di Provinsi Sumatera Utara, masuk ke dalam 10 besar kasus tertinggi di Indonesia dengan 7.761 kasus; serta 5 daerah dengan kematian tertinggi sebanyak 52 kasus, setelah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Menanggapi hal itu, dan mengantisipasi datangnya musim hujan di penghujung tahun, Kemenkes bekerja sama dengan PT Takeda Innovative Medicines dengan menggelar rangkaian acara "Langkah Bersama Cegah DBD" pada 29 November - 1 Desember 2024.

 axara yang digelar di Medan kali ini dihadiri oleh Ina Agustina Isturini selaky Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Kemenkes RI.

“Dengue masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Pekerjaan rumah kita masih banyak untuk memberantas dengue dan mencapai tujuan bersama ‘nol kematian akibat dengue pada tahun 2030’, sebagaimana dicanangkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) melalui melalui The Global Strategy for Dengue Prevention and Control 2012-2020 dan A Road Map for Neglected Tropical Diseases (NTDs) 2021-2030," kata Ina dalam keterangannya dikutip Minggu ( 1/12/2024).

"Pemerintah sendiri telah menetapkan Strategi Nasional Penanganan Dengue 2021-2025 untuk menekan angka kasus. Namun, keberhasilan strategi ini tidak semata-mata bergantung pada upaya pemerintah saja, tetapi juga membutuhkan keterlibatan aktif masyarakat," sambungnya.

Menurut Ina, langkah-langkah seperti menjaga penerapan 3M Plus yang konsisten, serta melengkapi perlindungan dengan vaksinasi adalah bagian dari pendekatan menyeluruh untuk mencegah dengue.

"Apalagi saat ini kita mulai menghadapi musim penghujan, di mana kasus kejadian dengue biasanya mulai mengalami peningkatan. Untuk itu, kami mengapresiasi upaya yang secara terus-menerus dilakukan oleh Takeda dalam mengedukasi masyarakat seputar bahaya dengue."

"Kami berharap upaya bersama ini dapat membuat masyarakat semakin teredukasi akan bahaya virus dengue, sehingga tergerak untuk lebih waspada dan sama-sama memberantas penyakit yang mengancam jiwa ini," ungkapnya.

Mendukung pernyataan yang disampaikan oleh Ina, Muhammad Faisal Hasrimy, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, menyoroti tingginya kasus infeksi dengue saat ini. 

“Saat ini kita sudah memasuki musim penghujan, di mana puncaknya akan banyak terjadi pada bulan November sampai Desember. Hal ini meningkatkan risiko penularan virus dengue secara signifikan," katanya 

"Tahun 2024 Sampai dengan 28 November ini, kami mencatat sejumlah 7.994 kasus dengue di Sumatera Utara dengan 52 kematian. Kasus tertinggi terjadi Kab Karo, Kota Medan, Kab Deliserdang dan Kab Nias Selatan," jelas Faisal.

Menurutnya kasus dengue utu dapat diperkirakan mengalami peningkatan 100 persen terhadap kasus dengue tahun 2023 (4.687 kasus dengan kematian 24 orang). "Dalam upaya menekan angka kasus tersebut, kami berkoordinasi dengan pemerintah pusat (Kementerian Kesehatan RI) untuk memastikan setiap strategi pencegahan dan penanggulangan dengue diimplementasikan secara efektif." "Komitmen ini mencerminkan keselarasan yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah untuk melindungi masyarakat dari ancaman dengue," jelas Faisal.

Menurut Muhammad Faisal, keberhasilan dalam memerangi dengue akan dapat dicapai apabila terjalin kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, serta seluruh lapisan masyarakat. 

“Kami akan terus mengingatkan seluruh masyarakat agar aktif dalam pencegahan melalui penerapan 3M Plus yang konsisten seperti menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang barang-barang bekas, serta plus-nya mencegah perkembangbiakan nyamuk."

"Bisa dengan cara menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, memeriksa tempat-tempat penampungan air, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, menggunakan kelambu saat tidur, mengenakan pakaian lengan panjang, dan lain sebagainya," beber Faisal.

Faisal menyebut, pencegahan harus dimulai dari lingkup terkecil, yaitu diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar.

Selain itu, masyarakat juga bisa mempertimbangkan pencegahan inovatif seperti vaksinasi sebagai bagian dari pendekatan yang lebih komprehensif.

"Dengan upaya bersama dan kesadaran masyarakat yang tinggi, kami yakin angka kasus dengue di Sumatera Utara dapat ditekan. Mari cegah wabah dengue sebelum menyerang, karena pencegahan adalah langkah nyata untuk melindungi keluarga dan komunitas kita dari ancaman virus dengue,” tutup Muhammad Faisal.

Dewi Sari, Spesialis Anak, mengajak masyarakat untuk bersama-sama membangun perlindungan yang kuat terhadap dengue karena dengue dapat menjangkit siapa saja terlepas dari di mana mereka tinggal, usia, atau gaya hidup. 

“Dalam tiga tahun terakhir, angka kasus dengue tertinggi terjadi pada kelompok usia produktif, atau 15 – 44 tahun.," ucapnya. 

"Sedangkan, yang paling rentan terhadap kematian akibat dengue dalam tujuh tahun terakhir adalah kelompok usia 5-14 tahun. Ini menjadi pengingat bahwa pencegahan tidak bisa ditunda dan harus dimulai dari sekarang. Apalagi dengue bisa menjangkit seseorang lebih dari satu kali," lanjut Dewi.

Dewi mengakatak jika tubuj sudah pernah terkena dengue, tidak membuat kebal terhadap virusnya. Karena virus dengue terdiri dari empat serotipe, di mana terjangkit satu serotipe masi bisa terjangkit serotipe yang lain, dan biasanya infeksi berikutnya berisiko lebih berat," jelas Dewi.

Dewi menambahkan, “Perlindungan keluarga yang komprehensif adalah langkah utama untuk menciptakan komunitas yang lebih kuat dan aman dari dengue."

"Selain pentingnya menerapkan 3M Plus, metode pencegahan inovatif seperti vaksinasi dapat memberikan tambahan perlindungan kepada keluarga. Hal ini tidak hanya penting bagi anak-anak, tetapi juga seluruh anggota keluarga," jelasnya.

Saat ini vaksinasi dengue telah direkomendasikan penggunaannya oleh asosiasi medis seperti Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bagi anak usia 6-18 tahun; oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) bagi usia 19-45 tahun; dan Perhimpunan Dokter Okupasi Indonesia (PERDOKI) bagi para pekerja di daerah endemik atau bepergian ke daerah endemik.

Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines menegaskan pentingnya kolaborasi dalam memerangi dengue dan menyampaikan keprihatinannya terhadap dampak yang ditimbulkan oleh penyakit ini. 

“Dengue menimbulkan beban yang besar, baik bagi pasien, keluarga mereka, maupun negara. Setiap jiwa yang menjadi korban adalah sebuah tragedi yang seharusnya dapat dicegah, dan setiap kasus adalah pengingat bahwa kita harus berbuat lebih banyak."

"Langkah Bersama Cegah DBD adalah sebuah panggilan bagi kita semua untuk bertanggung jawab, proaktif, dan bersatu dalam memerangi dengue," ucapnya.

Langkah Bersama Cegah DBD merupakan bagian dari kampanye #Ayo3MPlusVaksinDBD yang bertujuan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian dengue di Indonesia. 

Kegiatan ini pertama kali diluncurkan pada 5 November 2023 di Jakarta dengan melibatkan lebih dari 5.000 partisipasi masyarakat.

Acara itu juga berhasil mencatatkan rekor MURI sebagai kegiatan edukasi publik dengan komitmen terbanyak, yaitu 2.500 tanda tangan dari masyarakat. 

Selain itu, kegiatan serupa juga pernah diselenggarakan di Kota Bandung, Jawa Barat, yang melibatkan lebih dari 3.000 partisipasi aktif masyarakat; dan Surabaya, Jawa Timur, yang diikuti oleh lebih dari 6.000 peserta.

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
07:07
01:44
03:10
02:39
06:38
04:24
Viral