- Istimewa
Di Hadapan Polisi, Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Mengaku Punya Banyak Beban Pikiran Gara-gara...
Jakarta, tvOnenews.com - Anak bunuh ayah dan nenek di Lebak Bulus, Jakarta Selatan mengungkapkan ia punya banyak beban pikiran kepada polisi.
Saat ini, MAS (14) remaja yang bunuh ayah dan nenek tersebut masih terus diperiksa oleh Polres Metro Jakarta Selatan.
Setelah sekitar satu pekan diperiksa oleh Pores Metro Jakarta Selatan, motif perkara anak bunuh ayah di Lebak Bulus ini masih belum terungkap.
Meski demikian, MAS sudah mulai banyak terbuka dan mengungkapkan beberapa hal yang bisa jadi petunjuk membuka tabir kasus ini.
Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Pol Ade Rahmat Idnal mengatakan terakhir remaja 14 tahun tersebut sempat menyebutkan pemikirannya.
Khususnya, pada malam sebelum kasus anak bunuh ayah dan nenek di Lebak Bulus itu terjadi.
"Pada saat tersebut dia malam, mendapatkan bisikan dia tidak bisa tidur," ujar Ade, dalam acara HOTROOM Metro TV bertajuk 'Bisikan' Membawa Maut, dikutip Minggu (8/12/2024).
Adapun alasan dirinya tidak bisa tidur disebutkan Ade belum bisa diungkapkan secara jelas.
Namun, MAS mengatakan bahwa di malam kejadian, atau Sabtu (30/12/2024) ia merasa harus melakukan hal mengerikan itu.
"Mendapat bisikan, yang berawal dia terlalu banyak pikiran," kata Ade menjelaskan.
Di hadapan polisi, siswa kelas 1 SMA tersebut mengatakan bahwa beban pikirannya saat itu kebanyakan mengenai curhatan sang ibu.
"Dia bilang, beban pikiran karena dia sering dicurhati oleh ibu, masalah keluarga. Tapi tidak masalah yang berat, masalah yang ringan," ujarnya.
Ade menjelaskan, bahwa soal belajar, MAS memang kerap disuruh oleh orang tuanya.
Meski demikian, menurut Ade, remaja tersebut adalah anak yang rajin sehingga belajar merupakan keinginannya.
Kondisi rumah keluarga tersebut pun tergolong menengah ke atas.
Memiliki satu TV dan rumah yang cukup luas. Meski demikian, MAS dibatasi ketika bermain handphone.
Isi handphone MAS pun sudah diperiksa oleh pihak kepolisian. Ade menuturkan tidak ada yang aneh di dalam HP tersebut.
"Sudah cek juga isi HP-nya, itu tidak ada aplikasi permainan yang mengarah ke hal-hal yang aneh atau kekerasan. Di rumah pun kita menemukan anak itu kalau mengisi waktu luangnya hanya dengan menggambar, menonton YouTube," kata dia lagi.
Selain itu, menurut pihak kepolisian, remaja tersebut juga berkomunikasi dengan teman-temannya secara wajar.
Saat ini, lanjut Ade, anak tersebut memang berada dalam kondisi tertekan.
Pihak psikolog forensik juga telah mewawancarai anak tersebut. Namun, kesimpulan mengenai kasus ini belum bisa disimpulkan.
"Itu belum dapat kami simpulkan (tekanan) mungkin nanti bersama-sama dengan psikolog forensik bisa ditemukan. Kami hanya mengumpulkan dari barang bukti, melihat kondisi HP-nya. Untuk motifnya saat ini masih dipelajari," ungkapnya.
MAS kini berada di rumah aman di wilayah Jakarta Selatan di bawah pemantauan.
Hal itu bertujuan untuk mencegah anak tersebut tidak melakukan perilaku-perilaku negatif atau berbahaya. (iwh)