- tvOnenews.com/Taufik
Pabrik Narkoba di Perumahan Elite Bandung Jaringan Malaysia-Indonesia, Barang Bukti yang Diamankan Polisi Senilai Rp670 Miliar
Bandung, tvOnenews.com - Polisi mengungkap clandestine drug laboratorium atau pabrik narkoba yang berada di perumahan elite Podomoro Park Buah Batu, Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Wakil Kepala Bareskrim Polri, Irjen Asep Edi Suheri mengungkapkan bahwa pabrik narkotika itu adalah jaringan luar negeri.
"Labolatorium ini juga diduga terhubung dengan peredaran narkoba yang merupakan jaringan antara Malaysia dan Indonesia," ungkap Asep Edi saat jumpa pers di lokasi pabrik narkoba, Kabupaten Bandung, Kamis (12/12).
Asep Edi menjelaskan bahwa pabrik itu memproduksi narkotika cair jenis liquid dan happy water. Ia menyebut, dari hasil produksinya, pabrik narkoba itu bisa menghasilkan keuntungan dengan nominal yang fantastis.
Keuntungan itu didapat dari hasil jualan narkotika dalam bentuk liquid perbotolan dan happy water dengan kemasan sachet.
Dalam penggerebekan clandestine drug laboratorium, polisi mendapati kemasan sachet berisi serbuk happy water 7.333 sachet, botol liquid cair ukuran 20ml sebanyak 494 botol, pil warna hijau kuning mengandung MDMA 62 butir, dan jerigen berisi cairan liquid vape rasa pandan dan anggura 5,9 kilogram serta 2 botol plastik bening berisikan cairan berwarna biru bening sebanyak 2,2 liter.
"Nilai keseluruhan barang bukti jika beredar di pasar gelap narkoba estimasinya sejumlah Rp670.832.000.000 atau sekitar 670 miliar 832 juta rupiah," ungkap Asep Edi.
Selain bahan jadi yang akan diedarkan, polisi juga mengamankan sejumlah mesin produksi narkotika cair di pabrik ini, seperti mesin mixer, alat saling kemasan, kompor portable listrik, alat filling botol liquid, kacamata plastik, masker kimia, termometer suhu dan uang tunai sebanyak Rp75 juta.
Selain itu, ada juga bahan baku yang diamankan seperti serbuk perasaan seberat 1 kilogram sebanyak 246 kemasan, jerigen berisi alkohol 349,68 kilogram, jerigen berisi methanol 8 kilogram, jerigen berisi vegetable glycerine 6,1 kilogram, krimer nabati 375 kilogram, dus berisi botol liquid kosong, dan dus berisi kemasan sachet happy water kosong kurang lebih 50.000 sachet.
Jaringan Narkoba Malaysia - Indonesia
Sementara itu, Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Mukti Juharsa menambahkan bahwa jaringan narkoba Malaysia - Indonesia ini telah dua bulan lamanya dipantau oleh kepolisian.
Sampai saat ini, kata Mukti Juharsa, pihaknya masih menyelidiki kasus-kasus narkotika yang melibatkan jaringan Gembong narkoba kelas kakap, Fredy Pratama.
Bahkan, kata Mukti, belum lama pihaknya menyita narkoba sebanyak 25 kilogram dari jaringan Fredy Pratama.
"(Jaringan) Fredy Pratama dapat ya kemarin jaringannya, oleh Sub Direktorat III ya, ada 25 kilogram itu udah ter-update, terus kita pantau," tutur Mukti Juharsa, Kamis (28/11).
"Terus kita pantau dia, dan awasi Fredy Pratama dan jaringan," imbuhnya.
Kendati demikian, Mukti menyebut, meskipun keberadaan Fredy Pratama belum diketahui, namun Fredy ternyata masih aktif mengirim dan menyelundupkan barang-barang haram itu ke Tanah Air.
"Untuk masalah Fredy Pratama masih kerja sama ya, dia masih aktif mengirim barang-barang di wilayah Malaysia dan Indonesia," ungkapnya. (rpi/dpi)