Tiga Eks Gubernur DKI Jakarta Anies, Ahok, dan Djarot.
Sumber :
  • Instagram @aniesbaswedan

Bisik-bisik Anies dan Ahok di Balai Kota Jakarta Diduga Simbol Oposisi Non-Parlemen

Kamis, 2 Januari 2025 - 11:57 WIB

Jakarta, tvOnenews.com – Momen kebersamaan Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam acara Bentang Harapan JakAsa di Balai Kota Jakarta memunculkan spekulasi politik baru.

Duduk berdampingan dan saling berbisik, dua tokoh yang pernah bersaing di panggung politik DKI ini menunjukkan keeratan hubungan yang semakin solid.

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menyebut interaksi antara Anies dan Ahok ini tidak hanya mempererat hubungan personal keduanya, tetapi juga memiliki dampak psikologis dan sosiologis yang besar, terutama bagi para pendukung masing-masing.

“Keeratan hubungan Anies-Ahok diharapkan dapat tertular ke pendukungnya. Setidaknya hubungan pendukung Anies dan Ahok dapat lebih cair sehingga warga Jakarta lebih tentram dan harmonis,” ujar Jamiluddin, dalam keterangan tertulis, Kamis (2/1/2025).

Menurutnya, harmonisnya hubungan antara pendukung Anies dan Ahok juga dapat menjadi kekuatan baru dalam mendukung pemerintahan Gubernur Pramono dan Wakil Gubernur Rano.

“Hal itu akan memudahkan Pramono-Rano merealisasikan janji-janji politiknya saat kampanye Pilkada 2024,” tambahnya.

Jamiluddin juga menduga bisik-bisik Anies dan Ahok bisa jadi mengarah pada rencana pidato politik bersama. Pidato ini, menurutnya, bisa menjadi respons atas sejumlah isu nasional yang sedang hangat, seperti Pilkada melalui DPRD, kembali ke UUD 1945, PPN 12 persen, pemberantasan korupsi, hingga penanganan pelanggaran HAM.

“Isu-isu tersebut bisa jadi menjadi topik utama bila Anies dan Ahok melakukan pidato politik bersama,” ungkapnya.

Tak hanya itu, isu terkait posisi Presiden Joko Widodo pasca-masa jabatan juga dinilai bisa menjadi bagian dari pesan yang akan mereka sampaikan.

Jamiluddin menilai, Anies dan Ahok berpeluang mengambil posisi sebagai simbol oposisi non-parlemen, mengingat lemahnya kekuatan oposisi di parlemen saat ini, yang hanya diisi oleh PDIP. Jika ini terjadi, langkah keduanya bisa menjadi kontrol yang lebih efektif terhadap pemerintah dan menjadi penyelamat demokrasi.

“Kalau Anies dan Ahok dapat memposisikan sebagai simbol oposisi non-parlemen, maka kontrol terhadap pemerintah akan lebih berarti. Hal ini setidaknya dapat menyelamatkan demokrasi di tanah air,” tegas Jamiluddin.

Spekulasi lain yang mencuat adalah kemungkinan Anies dan Ahok bersiap untuk Pilpres 2029. Dengan posisi sebagai simbol oposisi, tidak menutup kemungkinan keduanya akan berpasangan dalam ajang tersebut.

“Bisa saja dua sosok itu akan berpasangan pada Pilpres 2029,” pungkas Jamiluddin.

Momen kebersamaan Anies dan Ahok ini menjadi sinyal bahwa perjalanan politik keduanya masih panjang dan penuh kejutan. Apakah benar mereka akan menjadi simbol oposisi, atau bahkan mempersiapkan langkah besar menuju Pilpres 2029. (agr/iwh)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:35
09:35
07:07
01:44
03:10
02:39
Viral