Konferensi Pers Menteri BUMN, Erick Thohir didampingi Dirut Garuda Indonesia, Citilink, Pelita Air, dan Angkasa Pura, mengenai Safety Penerbangan dan Persiapan Lebaran di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Kamis (2/1)..
Sumber :
  • tvOnenews.com/Julio Trisaputra

Menteri BUMN Erick Thohir: Bandara Indonesia Harus Jadi Pusat Modern, Tak Sekadar Tempat Transit!

Kamis, 2 Januari 2025 - 17:28 WIB

Jakarta, tvOnenews.com – Menteri BUMN Erick Thohir menginstruksikan pengelola bandara dan seluruh stakeholder penerbangan untuk menyusun roadmap komprehensif dalam enam bulan ke depan.

Erick menekankan pentingnya sinergi antara pihak terkait, seperti maskapai penerbangan, AirNav, imigrasi, bea cukai, hingga operator kereta bandara, demi meningkatkan efisiensi dan daya saing industri penerbangan nasional.

“Saya berharap, bagaimana stakeholders management yang ada di airport—baik penerbangan, AirNav, imigrasi, bea cukai, kereta bandara—semua ini dalam enam bulan ke depan sudah punya roadmap,” ujar Erick Thohir saat memberikan keterangan di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Kamis (2/1/2025).

Erick mengungkapkan visi besar untuk mengubah bandara di Indonesia menjadi ekosistem modern yang mampu bersaing dengan negara-negara lain. 

Ia menyebutkan bahwa bandara di negara maju telah berfungsi seperti kota mandiri, sehingga dapat memberikan kenyamanan maksimal bagi para penumpang.

“Kalau kita lihat di banyak negara, bandara itu sudah seperti kota sendiri. Nah, ini yang saya rasa perlu kita lakukan juga. Bandara tidak hanya menjadi fasilitas transit, tetapi bagian dari solusi ekosistem menyeluruh,” ungkapnya.

Dalam paparannya, Erick menyoroti capaian efisiensi yang berhasil diraih di sektor transportasi udara. Salah satu contohnya adalah pemangkasan biaya pembangunan bandara dari Rp14 triliun menjadi Rp1 triliun melalui proses revitalisasi, tanpa mengurangi kapasitas penumpang.

“Kita memangkas biaya pembangunan dari hampir Rp14 triliun menjadi Rp1 triliun dengan revitalisasi. Tetapi tetap, penumpang bisa naik dari 56 juta menjadi 90 juta. Ini merupakan solusi ekosistem yang efisien,” jelas Erick.

Selain itu, ia mendorong pengurangan waktu tempuh kereta bandara untuk meningkatkan kenyamanan pengguna.

“Kereta bandara, misalnya, dari 50 menit bisa menjadi 35 menit. Ini adalah langkah konkret untuk meningkatkan efisiensi,” tambahnya.

Erick juga menegaskan bahwa peningkatan daya saing industri penerbangan dan pariwisata menjadi prioritas. Ia meminta Direktur Utama Angkasa Pura, Faik Fahmi, untuk berkolaborasi dengan kementerian teknis guna menciptakan layanan bandara yang unggul di kawasan Asia Tenggara.

“Kita harus meningkatkan persaingan industri penerbangan, pariwisata, dan airport services dengan tetangga-tetangga kita. Ini sejalan dengan arahan Presiden bahwa kita harus siap berkompetisi, tetapi pemborosan efisiensi harus terus ditekan,” pungkas Erick.

Dengan langkah ini, Erick optimistis bandara-bandara Indonesia akan menjadi pusat kegiatan ekonomi dan pariwisata yang lebih modern dan kompetitif di masa depan. (agr/dpi)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:35
09:35
07:07
01:44
03:10
02:39
Viral