Warga Negara Thailand Selundupkan Sabu di Dubur dan Kelamin, Puluhan Butir Lainnya Ditelan

Jakarta, tvOnenews.com - Dua warga negara Thailand terbukti menyelundupkan sabu di dalam dubur dan kelaminnya.

Mendapati hal ini, Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) langsung melakukan pengamanan. 

Deputi Pemberantasan BNN Irjen Pol I Wayan Sugiri mengatakan penangkapan bermula dari informasi petugas Bea Cukai Soekarno-Hatta pada Rabu (1/1/2025) sekitar pukul 06.30 WIB. 

Dua orang wanita berinisial BP dan CN ini diketahui tiba di Terminal 2F Kedatangan Internasional.

"Kedua WN Thailand tersebut diamankan berdasarkan hasil profiling data penerbangan," kata Wayan saat Konferensi Pers Pengungkapan Kasus Narkotika, Selasa (14/1/2025).

Setelah diperiksa, kata Wayan, ditemukan barang diduga narkotika jenis sabu-sabu di dubur BP. Bea dan Cukai lantas menghubungi tim BNN.

Tim gabungan pun dibentuk dengan melakukan controlled delivery terhadap penerima barang narkotika jenis sabu-sabu di daerah Jalan Jelupang, Tangerang Selatan, Banten.

Pada hari Kamis (2/1/2025) sekitar pukul 12.40 WIB, tim gabungan berhasil menangkap penerima di Indonesia atas nama R di Escotel Amazana Residence, Jalan Jelupang, Tangerang Selatan, Banten.

R pun diinterogasi dan didapatkan hasil bahwa yang memerintahkan R untuk mengambil narkotika jenis sabu-sabu adalah warga binaan pemasyarakatan berinisial J yang berada di lembaga pemasyarakatan Jakarta.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Kantor Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta Gatot Wibowo menyebutkan dari dua warga negara Thailand itu secara total ditemukan sabu-sabu seberat 928,73 gram. 

BP membawa 595,54 gram sabu-sabu dengan cara 36 butir sabu-sabu ditelan, satu butir dimasukkan ke kelamin dan sembilan butir dimasukkan ke dubur.

Sedangkan, CN membawa 333,19 gram sabu-sabu dengan cara satu butir sabu-sabu dimasukkan ke alat kelamin serta sembilan butir dibungkus rapi dimasukkan ke dalam dubur.

Gatot menyebut modus penyelundupan narkotika tersebut merupakan modus yang sangat sulit untuk diungkap.

Pasalnya, kata dia, pihaknya membutuhkan pendalaman dan waktu untuk mengetahuinya.

"Harus menggunakan X-ray atau dibawa ke rumah sakit untuk mengetahuinya apakah penumpang ini membawa narkoba atau tidak karena barang-barang yang mereka bawa sangat clear," kata Gatot. (ant/nsi)