- istimewa
Prabowo: Jangan Ucapkan Terima Kasih, Program Makan Bergizi Gratis Adalah Kewajiban Kami!
Jakarta, tvOnenews.com - Presiden RI Prabowo Subianto dengan tegas meminta para guru untuk tidak memberikan ucapan terima kasih kepadanya terkait pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Menurutnya, program tersebut merupakan kewajiban pemerintah yang harus dipenuhi sebagai bentuk tanggung jawab kepada rakyat.
“Saya minta semua guru-guru, tolong, saya sangat menghargai tapi tidak perlu, jangan ucapkan terima kasih kepada Pak Prabowo. Ini kewajiban saya sebagai Presiden. Ini kewajiban saya, jadi tidak perlu ucapkan terima kasih kepada saya,” tegas Prabowo di Sumedang, Jawa Barat, Senin (20/1).
Presiden menekankan bahwa pemerintah tidak mencari nama atau pengakuan dari pelaksanaan program ini.
“Kita di sini tidak cari nama. Yang kita ingin adalah yang terbaik untuk bangsa Indonesia. Jadi saya tidak perlu lagi saya terima kasih, jangan terima kasih kepada Prabowo Subianto. Ini adalah kewajiban kami. Kami dipilih oleh rakyat Indonesia untuk bekerja demi rakyat,” ujarnya.
Prabowo juga menyampaikan permohonan maaf kepada para orang tua dan anak-anak yang belum menerima manfaat dari program MBG. Ia mengakui bahwa program ini baru dimulai sehingga membutuhkan waktu untuk menjangkau seluruh anak Indonesia.
“Makan bergizi ini secara fisik tidak mudah untuk segera ke seluruh rakyat. Untuk itu, saya, Prabowo Subianto, Presiden Republik Indonesia, saya minta maaf. Kepada semua orang tua, kemudian semua anak-anak yang belum menerima,” ucapnya.
Meski demikian, Presiden memastikan bahwa dana untuk program MBG telah tersedia dan optimistis seluruh anak Indonesia akan mendapatkan manfaatnya pada akhir 2025.
“Saya yakini bahwa tahun 2025, akhir 2025 semua anak Indonesia akan dapat makan bergizi,” kata Prabowo penuh keyakinan.
Saat ini, program MBG telah dilaksanakan di 31 provinsi dengan total 238 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang mendistribusikan makanan bergizi. Pada periode Januari-April 2025, ditargetkan 3 juta penerima manfaat. Jumlah tersebut akan meningkat menjadi 6 juta penerima pada April-Agustus 2025. (agr/aag)