- Siti Nurhaliza-Antara
Kasus Pelecehan Santri di Ponpes Jakarta Timur, Pelaku Pilih Korban Secara Random
Jakarta, tvOnenews.com - Kasus pelecehan santri di pondok pesantren (ponpes) Ad-Diniyah Jakarta Timur, ternyata pelaku memilih korban secara random.
"Pelaku hanya random saja memilih korban yang dinilai bisa diajak untuk melakukan pijat. Jadi korban tidak merasa curiga di situ dan sebagainya. Diajak ke kamar terus diajak layaknya orang yang berhubungan suami istri," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Polisi Nicolas Ary Lilipaly pada Selasa (21/1/2025).
Adapun pelaku berinisial MCN (26). Sedangkan, korbannya berinisial ARD (18), IAM (17) dan YIA (15).
MCN mulai mengajar di Ponpes Ad-Diniyah sebagai ustaz sejak 2021. Sementara itu, Ponpes Ad-Diniyah sudah berdiri sejak 2018.
Total santrinya berjumlah 27 yang tinggal di asrama dan ratusan lebih santri dan santriwati lainnya tidak tinggal di asrama.
MCN diketahui melecehkan santrinya sejak 2021 hingga sekitar 2024. Kasus ini sempat ditutupi para korban karena ada ancaman.
Akan tetapi, kata Nicolas, karena korban sudah tidak kuat akhirnya mereka menceritakan kasus ini ke keluarganya. Kasus ini pun kemudian diusut polisi.
Nicolas turut menjelaskan kronologinya. MCN disebut melecehkan korbannya di kamar khusus yang merupakan kamar pribadinya.
Diketahui pula akses masuk ke kamar khusus itu hanya bisa dilakukan oleh MCN saja.
MCN melancarkan aksinya kepada tiga korban, yakni mengajak santrinya untuk memijat dirinya di kamar khusus.
"Modusnya meminta korban untuk memijat kemudian diajak berhubungan suami istri," terang dia.
Korban tidak merasa curiga ketika diajak MCN ke kamar. Nicolas menyebut korban hanya menurut dan mengikuti perintah sang guru untuk memijat.
Selain MCN, ternyata ada juga pelaku lainnya, yakni CH (47) yang merupakan pemilik ponpes. (ant/nsi)