Ketua Dewan Pimpinan Daerah GMNI, Michael Silalahi.
Sumber :
  • Istimewa

Menjelang 100 Hari Kerja, Prabowo-Gibran Diminta Refleksi Carut-Marut Persoalan Negara

Jumat, 24 Januari 2025 - 01:30 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Menjelang 100 hari kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, berbagai pihak turut menyoroti jalannya pemerintahan.

Meskipun terlalu dini untuk diberikan penilaian, namun hal ini menjadi penting sebagai pengingat agar Presiden Prabowo Subianto dapat menjalankan segala janji kampanye saat Pilpres 2024 lalu.

Michael Silalahi selaku Ketua Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Daerah Khusus Jakarta turut mencermati gelagat kepemimpinan Kabinet Prabowo-Gibran.

Ia menilai terdapat beberapa permasalahan utama seperti perbedaan antar pendapat para Menteri atau pimpinan Lembaga Negara, gemuknya komposisi kabinet.

Serta ketidakhadiran Presiden Prabowo untuk menyikapi berbagai isu-isu penting yang ramai diperbincangkan.

Diketahui, sempat terdapat silang pendapat antar para Menteri Kabinet Merah Putih dalam menyikapi berbagai persoalan.

Seperti Menteri Kelautan dan Perikanan dan Menteri Lingkungan Hidup yang berbeda sikap atas permasalahan pagar laut di wilayah tangerang.

"Saya mengamati, para Menteri kabinet Prabowo-Gibran seolah berjalan sendiri-sendiri," ucap Michael pada Kamis  (23/1/2025).

Berdasarkan amatan Michael, gemuknya kabinet Prabowo-Gibran yang mencakup 48 Kementerian dengan 109 Menteri dan Wakil Menteri tentu sangat membebani Anggaran Pendapat dan Belanja Negara (APBN).

"Jika kita lihat anggaran belanja pegawai Kementerian/Lembaga pada APBN 2024, itu sebesar 276,34 Triliun. Lalu diproyeksikan meningkat pada RAPBN 2025 menjadi 297,71 triliun. Hal ini menjadi konsekuensi logis atas meningkatnya jumlah para Menteri/wakil Menteri," papar Michael.

Kemudian, persoalan sinkronisasi dan koordinasi kementerian atau lembaga juga akan menjadi tambahan persoalan jika tidak di dukung dengan kepemimpinan yang tegas.

Lebih lanjut, alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti ini mempertanyakan apakah Presiden Prabowo Subianto belum mampu untuk menyatukan visi misi Asta Cita kepada jajarannya.

"Saya khawatir, sampai hari ini bapak Presiden belum dapat menerjemahkan Asta Cita kepada bawahannya. Saya duga hal tersebut menjadi penyebab ketidaksesuaian visi misi presiden dengan tindakan para Menteri nya," tutur Michael.

Michael menambahkan, 100 hari kepemimpinan Prabowo-Gibran, Presiden harus melakukan refleksi atas carut marut perjalanan negara akhir-akhir ini.

Dia menuntut, kabinet Prabowo-Gibran melakukan evaluasi secara menyeluruh atas kinerja buruk kabinet. (rpi/raa)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
05:13
08:14
10:48
02:51
01:25
01:35
Viral