- Antara
Tak Ambil Pusing AS Mundur dari Perjanjian Paris, China Teruskan Transisi Hijau
"China mempercepat transisi hijau dan rendah karbon secara menyeluruh dan mengambil tindakan konkret untuk mencapai puncak emisi karbon dioksida sebelum 2030 dan mencapai netralitas karbon sebelum 2060," sambungnya.
Mao Ning mengungkapkan China juga telah membangun rantai industri energi baru terbesar dan terlengkap di dunia karena sebanyak 70 persen komponen fotovoltaik (panel surya) dan 60 persen peralatan tenaga angin di seluruh dunia berasal dari China.
"Kapasitas produksi berkualitas tinggi ini telah menjadi pendorong kuat bagi pembangunan hijau global dan respons iklim," tegas Mao Ning.
Sejak 2016, dalam kebijakan internasional Nationally Determined Contributions (NDC) yang beberapa kali diperbaharui hingga terakhir pada 28 Oktober 2021, China menargetkan emisi karbon akan terus berkurang sebesar 60-65 persen hingga target pada 2030.
Secara bertahap China akan mengurangi pemakaian batubara mulai 2026 dan pada 2030 bertekad meningkatkan kapasitas listrik bersih dari tenaga surya dan angin menjadi 1,2 miliar kilowatt (kw) dengan target akhir adalah dekarbonisasi pada 2060.
Pada akhir Juli 2024, kapasitas terpasang pembangkit listrik non-fosil di China sudah mencapai lebih dari 1,68 miliar kw atau sekitar 58,2 persen total kapasitas pembangkit listrik di seluruh China.
Kapasitas tersebut terdiri dari pembangkit listrik tenaga angin terpasang mencapai 471 juta KW, pembangkit listrik tenaga surya mencapai 735 juta KW dan sisanya adalah pembangkit listrik tenaga biomassa, nuklir dan lainnya.