- tim tvOne
Yuk Mengenal Partai Golongan Karya (Golkar)
Pada awal berdiri, Golkar bukan sebuah partai politik, melainkan perwakilan golongan melalui Golongan Karya. Ide awal Golkar yaitu sebagai sistem perwakilan (alternatif) dan dasar perwakilan lembaga-lembaga representatif. Pada 1957, sistem multipartai mulai berkembang di Indonesia. Golkar merupakan sebuah alternatif organisasi yang terdiri dari golongan-golongan fungsional.
Berikut beberapa informasi mengenai partai Golongan Karya;
1. Sejarah Berdirinya Partai Golkar.
Partai Golongan Karya merupakan partai yang muncul dari kolaborasi gagasan tiga tokoh perjuangan Indonesia, Soekarno, Soepomo, dan Ki Hadjar Dewantara. Ketiganya, mengajukan gagasan integralistik-kolektivitis sejak 1940. Semenjak itu, gagasan tiga tokoh ini mewujud dengan adanya Golongan Fungsional. Dari nama ini, kemudian diubah dalam bahasa Sansekerta sehingga menjadi Golongan Karya pada 1959. Hingga kini, Golongan Karya dikenal dalam dunia politik nasional sebagai Golkar.
Pada awal berdiri, Golkar bukan sebuah partai politik, melainkan perwakilan golongan melalui Golongan Karya. Ide awal Golkar yaitu sebagai sistem perwakilan (alternatif) dan dasar perwakilan lembaga-lembaga representatif.
Tahun 1957 adalah masa awal berdirinya organisasi Golkar. Pada waktu itu sistem multipartai mulai berkembang di Indonesia. Golkar sebagai sebuah alternatif merupakan organisasi yang terdiri dari golongan-golongan fungsional.
Namun seiring waktu berjalan, Golkar beralih menjadi sebuah partai politik ketika Bung Karno yang bertindak sebagai konseptor dan Jenderal TNI (Purn) Abdul Haris Nasution yang berfungsi sebagai penggerak, bersama dengan Angkatan Darat, mengubah Golkar sebagai sebuah partai politik untuk melawan Partai Komunis Indonesia (PKI).
2. Perjalanan Pemilu Partai Golkar
Partai Golongan Karya pada pemilu 1999 memperoleh 22 persen suara. Ini merupakan kemerosotan yang jauh sekali daripada pemilu-pemilu sebelumnya.
Pada pemilu 1997 Partai Golongan Karya memperoleh suara sebanyak 70,2 persen suara, sedangkan dalam pemilu-pemilu sebelumnya juga sekitar 60 sampai 70 persen suara. Contohnya, pada pemilu tahun 1987 Partai Golongan Karya dapat menguasai secara mutlak 299 kursi dalam DPR. Selama Orde Baru, DPR betul-betul dikuasai Partai Golongan Karya dan militer.
- Pencapaian pada Pemilu Legislatif 2009
Partai Golongan Karya mendapat 107 kursi (19,2 persen) di DPR hasil Pemilihan Umum Anggota DPR 2009, setelah mendapat sebanyak 15.037.757 suara (14,5 persen). Perolehan suara dan kursi menempatkannya pada posisi kedua dalam Pemilu ini.
- Pencapaian pada Pemilu Legislatif 2014
Partai Golongan Karya mendapat 91 kursi (16,3 persen) di DPR hasil Pemilihan Umum Anggota DPR 2014, setelah mendapat sebanyak 18.432.312 (14,75 persen). Perolehan suara dan kursi menempatkannya pada posisi kedua dalam Pemilu ini.
- Pencapaian pada Pemilu Legislatif 2019
Partai Golongan Karya mendapat 85 kursi (14,8 persen) di DPR hasil Pemilihan Umum Anggota DPR 2019, setelah mendapat sebanyak 17.229.789 (12,31 persen). Perolehan suara menempatkannya pada posisi ketiga dan perolehan kursi menempatkannya pada posisi kedua dalam Pemilu ini. (mg5/ito)