- Antara
1 Juni Hari Lahir Pancasila, Ini Sejarah Perumusannya
“Saudara-saudara, dasar-dasar negara telah saya usulkan. Lima bilangannya. Inikah Panca Dharma? Bukan! Nama Panca Dharma tidak tepat di sini. Dharma berarti kewajiban, sedang kita membicarakan dasar. Saya senang kepada simbolik. Simbolik angka pula. Rukun Islam 5 jumlahnya. Jari kita 5 setangan. Kita mempunyai panca indera.”
“Apa lagi yang 5 bilangannya? Pendawa pun 5 orangnya. Sekarang banyaknya prinsip; kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan dan ketuhanan, 5 pula bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita, ahli bahasa namanya ialah Panca Sila. Sila artinya azas atau dasar dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi”.
Pidato Soekarno pada Tanggal 1 Juni 1945 tersebut membuat siapapun mengakui bahwa nama Pancasila memang diucapkan pertama kali oleh Soekarno.
Tetapi kelima sila dalam Pancasila itu tidak sama redaksinya dengan Pancasila yang sekarang kita kenal. Artinya terdapat proses dan pematangan yang dilakukan pada masa-masa berikutnya.
Rumusan dasar negara yang dikenal sebagai Piagam Jakarta juga merupakan kelanjutan perumusan dari sejak sidang pertama BPUPKI. Tetapi kemudian terdapat suatu pembahasan revisi yang ditempuh melalui mekanisme musyawarah agar dalam pengungkapan redaksional dapat mengakomodasi semua latar belakang.
Jadilah kemudian Pancasila yang sampai kini terus diucapkan, baik oleh pelajar ketika upacara bendera maupun ketika peringatan Hari Lahir Pancasila.
Bagaimanapun keberadaan Pancasila sebagai dasar negara, jelas sangat diperlukan sebagai sumber hukum dan sekaligus pedoman kehidupan berbangsa.