EDM-CSWG-2 Bahas Adaptasi Perubahan Iklim Hingga Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca.
Sumber :
  • viva

EDM-CSWG-2 Bahas Adaptasi Perubahan Iklim Hingga Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca

Rabu, 22 Juni 2022 - 16:22 WIB

Jakarta - Pertemuan kedua Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (EDM-CSWG) negara-negara anggota G20 membahas aksi adaptasi perubahan iklim hingga pengurangan emisi gas rumah kaca

“Untuk climate sustainability, yang kita bahas ada tiga hal,” ujar Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Laksmi Dhenwanthi dalam konferensi pers Hasil Pertemuan Kedua G20 EDM-CSWG di Jakarta, Selasa (21/6/2022).

Isu pertama adalah bagaimana peran co-benefit antara aksi mitigasi dan aksi adaptasi untuk bisa menyiapkan suatu kondisi atau komunitas yang punya ketahanan iklim. 

Isu kedua, bagaimana memperkuat aksi dan kerja sama kemitraan khusus untuk inisiatif pengelolaan laut yang berkelanjutan. Isu kedua ini dibahas pada hari terakhir pertemuan kedua G20 EDM-CSWG pada 19-22 Juni 2022 di Jakarta 

Isu ketiga adalah bagaimana mendorong dan mempercepat implementasi dari Nationally Determined Contribution (NDC) dengan pendekatan atau transisi yang berkelanjutan dari kondisi yang sekarang menuju kondisi yang lebih rendah karbon dan berketahanan iklim. 

NDC adalah komitmen dalam rencana aksi iklim untuk mengurangi emisi dan beradaptasi dengan dampak iklim.

Dalam dokumen NDC atau komitmen setiap negara pihak terhadap Persetujuan Paris, Indonesia menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen secara mandiri dan 41 persen dengan dukungan internasional pada 2030.

Sementara itu, menurut Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Sigit Reliantoro, isu prioritas di bidang lingkungan hidup yang dibahas dalam pertemuan itu mencakup soal kerusakan lahan, pengelolaan air, sampah di laut, konsumsi berkelanjutan, dan efisiensi sumber daya.

Selain isu prioritas itu, Indonesia juga membawa misi pemulihan gambut dan restorasi mangrove. 

Indonesia berbagi banyak hal mengenai upaya pemulihan gambut dan restorasi mangrove yang dimiliki dan dilakukan termasuk regulasi, keahlian teknis, dan bukti-bukti kerja di lapangan ke negara-negara terutama yang memiliki ekosistem gambut tropis. 

“Ide ini disambut negara-negara yang memiliki gambut di iklim dingin  maupun iklim sedang," ujarnya.

Lahan gambut dan mangrove memiliki peran yang penting dalam penyerapan karbon, meski luas wilayahnya relatif kecil, yakni 3 persen dari permukaan bumi. Mangrove mampu menyimpan dan menyerap karbon lebih banyak daripada hutan tropis daratan. 

“Jadi itu (lahan gambut dan mangrove) sangat penting tidak saja untuk di Indonesia tetapi juga di dunia,” pungkas Sigit. (HW/ree)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:10
01:29
03:46
02:20
01:37
02:13
Viral