- tvOne
Tenaga Kesehatan Nekat Seberangi Sungai Demi Warga
Buru Selatan, Maluku - Potret Perjuangan sejumlah tenaga medis nekat menyeberangi sungai yang deras demi melakukan pelayanan kesehatan viral di media sosial. Video berdurasi 2 menit 20 detik itu memperlihatkan sejumlah petugas medis menyeberangi sungai dengan dibantu warga desa sekitar.
Tampak terlihat beberapa tenaga medis bergantian menyeberangi sungai selebar 50 meter. Dari penelusuran tim tvOne peristiwa yang terekam itu merupakan tenaga medis dari Puskesmas Kecamatan Fena Fafan, Kabupaten Buru Selatan, Provinsi Maluku.
Mereka hendak menyeberangi sungai Waemala menuju sejumlah desa di Kecamatan Fena Fafan. Seorang petugas dalam video terekam suaranya meneriakan semangat ke Kepala Puskemas Kecamatan Fena Fafan.
“Semangat Ibu Kapus (Kepala Puskesmas-red).Kami sangat menderita,” teriak seorang petugas medis.
Saat menyeberangi sungai, mereka juga membawa sejumlah barang seperti obat dan peralatan medis. Barang-barang tersebut dipikul oleh warga hingga ke perkampungan yang dituju.
Aser Biloro, seorang warga Desa Waeraman saat dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut. Kejadian ini menurut Biloro terjadi Kamis (26/8) siang.
“Video itu diambil oleh kami warga disini saat menolong tenaga medis dari kecamatan untuk menyeberangi sungai Waemala,” kata Biloro melalui pesan singkat Jumat (27/8) malam.
Pada saat itu Biloro bersama sejumlah warga lainnya juga ingin melakukan perjalanan ke kampung mereka yang berada di Desa Waekatin dan Desa Mngeswaen. Mereka bertemu sejumlah tenaga medis yang berasal dari Puskemas Kecamatan Fena Fafan yang ingin melakukan pelayanan kesehatan juga sosiaslisai vaksinasi kepada warga di sembilan desa.
“Seorang (tenaga) medis mengatakan kepada saya mau melakukan sosialisasi program vaksinasi sekaligus kegiatan posyandu bagi ibu-ibu hamil dan anak bayi di Desa Waeraman dan Desa Uneth Kecamatan Fena Fafan,” kata Biloro meniru ucapan seorang medis saat itu.
Biloro mengatakan mereka baru bisa menyeberangi sungai Waemala setelah warga lainnya tiba dan membantu.
“Memang air kali itu deras sekali. Padahal baru diguyur hujan (sebentar) saja, tapi sudah meluap dan deras,” terangnya.
Perjalanan para tenaga medis belum berakhir disitu. Menurut Biloro mereka masih harus berjalan kaki belasan kilometer untuk sampai di perkampungan.
Untuk sampai ke perkampungan warga di Desa Waeraman dan Desa Uneth, mereka harus berjalan sejauh 16 kilometer. Akses jalan juga tidak mudah untuk dilewati karena terjal dan bercampur lumpur, sehingga sulit dilewati kendaraan roda dua bila musim hujan.
“Kalau musim hujan terpaksa jalan kaki. Karena tidak ada akses jalan raya. Yang paling jauh itu sekitar 67 kilometer untuk sampai di perkampungan warga lainnya,” ujar Biloro.
Pada saat musim hujan, mereka tak hanya melawan derasnya arus sungai, namun juga jalan terjal dan berlumpur. Sebab hingga kini belum ada jembatan penghubung maupun jalan lintas di sejumlah desa di Kecamatan Fena Fafan.
Metusalak Liligoly, Anggota DPRD Kabupaten Buru saat dikonfirmasi mengatakan, warga selalu mendapat tantangan ketika ingin melakukan perjalanan dari desa ke pusat Kecamatan Fena Fafan. Jarak tempuh dari satu desa ke desa lainnya tanpa transportasi membuat warga setempat selama ini terisolasi.
“Setiap tahun selalu terjadi tantangan medan seperti ini. Terus setiap tenaga medis melakukan pelayanan bagi masyarakat di sembilan Desa yang ada di Kecamatan Fena Fafan, ada sampai jatuh korban. Akibat air banjir di kali Waemala,” bebernya.
“Dari pusat kecamatan Desa Waekatin ke Desa uneth 17 kilometer, dari Desa Uneth menyeberang kali ke Waemala 8 kilometer. Dari Desa Waeraman ke Desa Trukat 8 kilometer. Dari Desa Trukat ke Desa Waelo 3 kilometer. Dari Desa Waelo ke Desa Siwatlahin 12 kilo meter. Dari Siwatlahin ke Desa Batukarang 19 kilometer. Jadi total panjang dan ruas jalan penghubung antar 7 Desa jumlah total 67 kilometer,” lanjut Metusalak.
Sebelumnya pada tanggal 17 agustus lalu, warga bersama civitas sekolah dasar dan guru melakukan aksi protes kepada negara dengan berjalan kaki hingga berpuluh-puluh kilometer. Mereka yang sebagian besar pelajar SD dan SMP di Kecamatan Fena Fafan berjalan kaki dengan membawa sejumlah spanduk maupun pamflet berupa permintaan jalan kepada Presiden Joko Widodo.
“Jokowi Berikan Kami Jalan, Jokowi berikan Kami jalan, Jokowo Berikan Kami Jalan,” teriak para pelajar sambil membawa pamflet bertuliskan ini jalan HPH, mana jalan kami.
“Jalan yang dipakai kami sementara di kecamatan Fena Fafan saat ini adalah jalan milik perusahan HPH. Kami berharap adanya perhatian dari pemerintah pusat, khususnya Presiden Jokowi agar bisa membangun jembatan penyeberangan maupun jalan raya,” teriak para pelajar serentak saat itu.
(Christ Belseran/Sutarsih/prs)