- tim tvOne
Ganja untuk Medis, Waketum MUI: Harus Sesuai Al-Qur'an dan Hadits
Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan informasi fatwa terkait penggunaan ganja untuk medis dikarenakan adanya rencana legalisasi ganja untuk masyarakat.
"MUI akan mengkaji apakah masalah tersebut (ganja medis) memang perlu difatwakan atau tidak kalau sudah ada ayat dan hadis yang melarangnya," ujar Wakil Ketua MUI Anwar Abbas dalam keterangan yang diterima oleh tvOnenews, Rabu, (29/6/2022).
Anwar menerangkan, fatwa tersebut akan disahkan jika ada hukum yang mengatur dalam Al-Qur'an serta sesuai dengan sunah yang ada.
"Seperti bolehkah memakan bangkai misalnya ya tidak perlu ada fatwa karena sdh ada jawaban dan penjeasannya dari nash (teks) dari Al-Qur'an dan As-Sunnah yang melarangnya," katanya.
Namun menurut Anwar, hingga saat ini belum adanya Al-Qur'an yang menjelaskan tentang hukumnya maka ulama terutama komisi fatwa MUI harus mempelajari dan memahaminya.
"Belum ada nash baik dari alquran maupun Al-Hadits yang menjelaskan tentang hukumnya maka ulama terutama komisi fatwa MUI harus mempelajari dan mendalaminya se dalam2nya," ucapnya.
Diketahui, sebelumnya seorang ibu nekat melakukan aksi meminta ganja medis dilegalkan demi pengobatan sang anak yang mengidap lumpuh otak.
Ia nekat melakukan aksinya saat CFD (Car Free Day) di Bundaran HI (Hotel Indonesia) karena tak tega melihat anaknya yang mengidap cerebral palsy kerap kejang.
Aksi itu viral di media sosial usai penyanyi Andien Aisyah mengunggah pertemuannya dengan ibu bernama Santi itu di Instagram pribadinya.
Dalam aksinya, ibu Santi berharap Mahkamah Konstitusi (MK) segera melegalkan ganja medis untuk pengobatan.
Dalam segi medis, kondisi kelainan otak yang sulit dapat diobati dengan terapi dan yang paling efektif yakni menggunakan minyak biji ganja atau disebut CBD oil. (mg5/put)