Tampilan muka website Aksi Cepat Tanggap (ACT).
Sumber :
  • ACT

Netizen Serbu Medsos ACT Setelah Selewengkan Donasi Umat: Manusia Paling Jahat!

Selasa, 5 Juli 2022 - 13:22 WIB

Jakarta - Organisasi sosial kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap atau ACT menjadi bulan-bulanan publik karena berdasarkan investigasi Majalah Tempo, lembaga itu menyelewengkan donasi yang masuk ke dalam rekeningnya berasal dari masyarakat.

Gara-gara tulisan di Majalah Tempo yang mengungkap penyelewengan dana umat oleh ACT tersebut, netizen ramai-ramai menyerbu akun-akun media sosial Aksi Cepat Tanggap.

Warganet mengkritik dan mengecam ACT dengan berkomentar pedas di unggahan-unggahan lembaga filantropi itu.

Di Twitter, netizen menggeruduk unggahan @ACTforHumanity yang disematkan di lamannya. Mereka menuntut klarifikasi, karena telah mempercayakan dana untuk kemanusiaan melalui ACT.

"Klarifikasi berita tempo dong.. untuk kebaikan bersama para dermawan," tulis @nia_wardati.

"Kepada para penduduk ACT, jika berita itu benar, maka dengan ini saya doakan agar seluruh pegawai segera keluar dari ACT. Jika berita itu benar, Anda semua sedang membangun jalan tol ke neraka," cuit @yogazzzt.

"Kan dosa besar, memakan hak/harta anak YATIM!" kata @rahmadalfhito.

Sementara akun Instagram @actforhumanity mematikan fitur komentar. Kalaupun ada unggahan yang dibuka, komentarnya dibatasi.

Lalu, netizen menyerbu kanal YouTube Aksi Cepat Tanggap. Di sini mereka mengungkapkan keluh kesahnya. Sebagian mengecam ACT.

"Jangan dikorupsi uang yang disodaqohkan sama orang-orang baik Indonesia. Saya berjanji tidak akan pernah menyumbangkan uang ke lembaga yang kotor dan korup," tulis Timmy & Leo.

"Manusia paling jahat di muka bumi adalah orang yang menjual agama demi kepentingan pribadi dan golongan," kata Rumput Teki.

"Korupsi dana umat untuk keuntungan pribadi, malu dong" kata akun milik mX16. 

Aksi Cepat Tanggap atau ACT terus mendapat kecaman publik dan netizen perkara penyelewengan dana umat yang mereka himpun.

Dalam laporan investigasi Majalah Tempo, ditemukan dugaan penyelewengan dana umat yang dilakukan oleh ACT. Besaran gaji menjadi salah satu tajuk yang membuat masyarakat mempertanyakan kredibilitas organisasi tersebut.

Majalah Tempo menyebut, gaji eks Presiden ACT Ahyudin, saat menjabat Ketua Dewan Pembina ACT disebut-sebut lebih dari Rp 250 juta per bulan.

Sedangkan pejabat di bawah Ahyudin, seperti senior vice president, beroleh upah sekitar Rp 150 juta. Adapun vice president mendapat Rp 80 juta per bulan. Di bawahnya, level direktur eksekutif digaji sekitar Rp 50 juta dan direktur mendapat Rp 30 juta.

Gaji yang diterima petinggi Aksi Cepat Tanggap, disebut Tempo, terlihat
jomplang bagaikan bumi dan langit jika dibandingkan dengan gaji di lembaga filantropi lain. 

Gaji tertinggi di Dompet Dhuafa, misalnya, sebesar Rp 40 juta. 

“Yang lain di bawah Rp 30 juta,” tutur Direktur Komunikasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa Bambang Suherman, seperti dikutip dari Majalah Tempo. 

Sedangkan gaji petinggi di lembaga Rumah Zakat lebih kecil. 

“Gaji tertinggi di lembaga kami tidak lebih dari Rp 25 juta,” kata Direktur Pemasaran Rumah Zakat Irvan Nugraha, masih dari Majalah Tempo.

Sebagai pembanding, donasi yang dihimpun ACT pada 2020 setidaknya mencapai Rp 462 miliar. Sedangkan Dompet Dhuafa dan Rumah Zakat masing-masing menghimpun dana donatur Rp 375 miliar dan Rp 224 miliar pada 2020. (mg4/act)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:08
06:10
01:41
03:04
02:15
03:41
Viral