Ilustrasi Jenazah.
Sumber :
  • pexels

Kasus-Kasus Ekshumasi di Luar Negeri, Paling Lama Sudah Dikubur Selama 47 Tahun

Rabu, 27 Juli 2022 - 17:37 WIB

Jakarta - Ekshumasi dan autopsi ulang jasad Brigadir J menyita perhatian publik. Kasus kematiannya menimbulkan banyak pertanyaan sehingga Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan agar kasus polisi tembak polisi yang terjadi di rumah Irjen Ferdy Sambo dibuka secara terang-benderang.

Selain kasus Brigadir J, ekshumasi dan autopsi ulang juga pernah dilakukan dalam beberapa kasus misterius yang terjadi di luar negeri. 

Berikut beberapa ekshumasi dan autopsi ulang yang pernah dilakukan untuk mengungkap penyebab kematian para korban.

Kematian Tangmo Nida Patcharaveerapong

Jasad aktris Thailand Tangmo Nida Patcharaveerapong ditemukan mengambang di dekat Dermaga Phibun Songkhram, 26 Februari 2022.

Ibu dari Tangmo Nida, Panida Sirayootyotin menginginkan mantan kepala Institut Pusat Ilmu Forensik untuk melakukan autopsi ulang pada mendiang putrinya itu.

Permintaan autopsi ulang itu dilakukan karena ibunya meragukan hasil pertama yang keluar. Kuasa hukum Panida, Krissana Sriboonpimsuay, menyebutkan bahwa banyak kejanggalan dalam kasus kematian Tangmo Nida.

Hasil autopsi kedua berjarak 16 hari setelah yang pertama.Hasil autopsi kedua dari Tangmo Nida akhirnya diumumkan di Kementerian Kehakiman pada Kamis (31/3/2022) oleh Sekretaris Kementerian Kehakiman Thanakrit Chitrareerat, bersama Kolonel Polisi Songsak Rak Saksakul, pengacara keluarga Tangmo Decha Kittiwitthayanan, dan dokter forensik Worawee Waiyawut.

Hasil autopsi kedua itu disimpulkan bahwa tidak ada pencekikan pada tubuh Tangmo atau tulang yang patah. Gigi Tangmo pun dinyatakan masih utuh.

Untuk diketahui, Tangmo Nida, mengalami kecelakaan dan meninggal dunia setelah jatuh ke Sungai Chao Phraya dekat dermaga Pibul 1 di distrik Muang, Nonthaburi sekitar pukul 22.40 pada 24 Februari 2022 ketika bepergian dengan speedboat bersama lima orang lainnya. Jenazah Tangmo kemudian ditemukan sekitar pukul 1 siang pada 26 Februari.

Kematian Debanhi Escobar, Ayahnya Yakin Putrinya Dibunuh Bukan Tenggelam

Ilustrasi Korban Tenggelam (sumber: ANTARA)

Debanhi Escobar, mahasiswi Fakultas Hukum salah satu Universitas di Meksiko tewas di sebuah motel pada 21 April 2022. 

Jasad gadis berusia 18 tahun itu ditemukan dalam tangki penampungan air bawah tanah di utara Monterrey, setelah hampir 2 pekan dinyatakan hilang.

Pihak berwenang Meksiko kala itu menyebut bahwa korban, mati lemas dan hasil autopsi juga menguatkan pernyataan itu. Penyebab kematiannya disebut karena kecelakaan dan ada luka di kepalanya.

Namun karena penyebab kematiannya masih menimbulkan pertanyaan, Kementerian Perlindungan Warga Negara Meksiko meminta autopsi ulang jenazah Debanhi Escobar.

Akhirnya, autopsi ulang dilakukan. Berdasarkan autopsi kedua, Debanhi Escobar dinyatakan meninggal dunia karena asfiksia yang disebabkan oleh penyumbatan lubang pernapasan.

Namun, menurut keluarga dan teman-teman dekat korban, hasil dari autopsi tersebut tidak menjelaskan lebih detail mengenai apa yang menyebabkan penyumbatan pada hidung dan mulut Debanhi Escobar. 

Dr Felipe Takajashi, Kepala Layanan Forensik Mexico City, menyebutkan hasil autopsi terbaru pada wanita yang digali tidak menunjukan tanda kekerasan seksual. Kematian Debanhi Escobar ini pun akhirnya memicu banyak demonstrasi. 

Kasus ini terlihat masih banyak kejanggalan, tetapi beberapa laporan mengatakan bahwa bagian staff motel melaporkan adanya bau busuk yang berasal dari tangki, tetapi hasil dari analisis forensik lain menyimpulkan bahwa dia telah diserang secara seksual dan dibunuh.

Kematian Virginia Vincent, Dilakukan Pengujian Lewat Hasil DNA

Ilustrasi Korban Pembunuhan (sumber: ANTARA)

Pada tahun 1985, Virginia Vincent (57 tahun) penduduk Daniville California diperkosa dan dicekik secara tidak wajar. Namun bukti DNA dapat diketahui baru pada tahun 2002.

Profil yang ditemukan pada kejadian Vincent dipindai melalui sistem indeks DNA gabungan (CODIS) tetapi tidak adanya kecocokan.

Kemudian tahun 2017 kantor Sherif Contra Costa Country memutuskan untuk menyerahkan sampel tersebut dengan harapkan dapat menghasilkan DNA yang cocok tetapi tidak pasti. 

Seorang pria bernama Joe Lynn Ford yang meninggal tahun 1997, ia diketahui ditangkap karena karena kasus pembunuhan sebelumnya. 

Setelah diuji, pria yang bernama Joe Lynn Ford itu memiliki kecocokan DNA dengan yang sedang di uji.

Kemudian pada akhir 2018, pihak berwenang memutuskan untuk menggali mayat Ford dna mencocokkan dengan DNA yang sedang diuji dari tubuh sebelumnya. Ternyata hasil keduanya dinyatakan cocok dengan mayat Virginia Vincent. (mg3/put)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:50
03:27
02:06
03:04
03:16
05:48
Viral