- tvone
5 Pengakuan Bharada E yang Bikin Kasus Kematian Brigadir J Masuki Babak Akhir, Tinggal Tunggu Pengumuman Tersangka Utama
Kasus kematian Brigadir J memasuki babak akhir, publik tinggal menunggu pengumuman tersangka utama dari peristiwa berdarah di rumah Irjen Ferdy Sambo. Setidaknya ada 5 pengakuan Bharada E yang membuat kasus ini mendekati terang benderang.
1. Bharada E Pastikan Tidak Ada Peristiwa Tembak-Menembak
Setelah Andreas Nahot Silitonga mundur sebagai kuasa hukum Bharada E, kini pemilik nama lengkap Richard Eliezer itu didampingi pengacara baru Deolipa Yumara. Bersama Deolipa, Bharada E mulai berani mengungkapkan cerita asli pembunuhan Brigadir J.
Deolipa menyebut kliennya mendapat perintah keji untuk melakukan pembunuhan terhadap Brigadir J. Keterangan tembak-menembak yang selama ini disebutkan hanyalah karangan semata.
"Ya dia diperintah oleh atasannya," ungkap Deolipa kepada awak media, Minggu (7/8/2022).
Saat ditanya siapa atasan yang dimaksud, pihaknya enggan mengungkapkan secara detail. Namun yang pasti itu merupakan perintah dari atasan yang selama ini ia jaga dan bukan dari sesama ajudan.
"Enggak, enggak [sesama ajudan], atasan langsung, atasan yang dia jaga," terangnya.
2. Bharada E Mengaku Diperintah Atasan yang Selama Ini Ia Jaga untuk Tembak Brigadir J
Deolipa juga menegaskan bahwa perintah dari atasan itu jelas bahwa Bharada E diminta untuk melakukan tindak pembunuhan terhadap Brigadir J.
"Ya perintahnya ya untuk melakukan tindak pidana pembunuhan," tegasnya.
Sebagaimana diketahui, Bharada E telah ditetapkan sebagai tersangka pada Rabu (3/8/2022) malam. Bareskrim Polri langsung menahan yang bersangkutan dan menyangkakannya dengan pasal 338 Jo 55 dan 56 KUHP.
3. Bharada E Selama Ini Ditekan agar Mengikuti Skenario Tembak-Menembak
Setelah mengajukan diri sebagai Justice Collaborator, Bharada E baru berani mengakui skenario asli pembunuhan Brigadir J. “Beliau (Bharada E) bercerita sesuatu yang membuat tidak nyaman selama ini,” ujar Deolipa.
Selama ini Bharada E mengaku dalam tekanan, ia terpaksa berbohong kepada penyidik demi mengikuti skenario yang dibuat atasannya.
"Salah satunya disampaikan skenario tembak-menembak, Bharada E karena bela paksa, ditembak oleh Brigadir J, kemudian dia membalas. Itu salah satunya, ternyata tidak begitu kejadiannya," terang Deolipa.
4. Bharada E Bukan Polisi yang Jago Menembak, Pegang Pistol Saja Baru
Sesuai pangkat dan usianya, Bharada E merupakan seorang polisi muda yang baru saja mendapat izin memgang senjata api. Dengan demikian Deolipa memastikan kliennya bukan merupakan polisi yang jago menembak, apalagi pelatih menembak.
“(Selanjutnya) Bharada E dibilang jago tembak, ndak begitu juga kejadiannya. Jadi banyak hal yang tidak konsisten, ya, kalau kejahatan ya begitu, tidak konsisten kalau ditutup-tutupi,” katanya.
Pernyataan tersebut juga dikuatkan oleh statemen Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Edwin Partogi. Menurut Edwin, Bharada E baru memulai latihan menembak pada bulan Maret 2022 lalu di Senayan, Jakarta Selatan.
“Dia juga baru pegang pistol itu November tahun lalu dan latihan menembak itu Maret 2022 di Senayan,” jelas Edwin saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (4/8/2022).
Maka dari itu dapat dikonfirmasi bahwa Bharada E bukan merupakan anggota polisi yang masuk dalam kategori jago menembak. “Berdasarkan informasi yang kami dapat, Bharada E bukan termasuk kategori mahir menembak. Soal menembak ini, kami dapat informasi lain yang diperoleh, yang bisa dipercaya,” terangnya.
5. Bharada E Pastikan Pelaku Lebih dari Satu Orang
Pernyataan Bharada E berikutnya yang membuat kasus ini semakin mendekati terang benderang adalah adanya pelaku yang lebih dari satu orang. Hal tersebut disampaikan oleh pengacara Bharada E lainnya yakni Muhammad Boerhanuddin.
Boerhanuddin mengatakan pengakuan kliennya, tidak ada baku tembak yang terjadi dengan Brigadir J seperti apa yang sebelumnya dijelaskan Mabes Polri dan ia memastikan bahwa pelaku penembakan lebih dari satu orang.
"Pelaku yang menembak lebih dari satu. Tidak ada tembak menembak," ujar Burhanuddin seusai dikonfirmasi, Senin (8/8/2022).
Selain itu, dia membenarkan jika Bharada E yang menembak pertama Brigadir J. Namun, dia memastikan setelah itu ada pelaku lain yang menembak dan tidak ada penganiayaan sebelum Brigadir J tewas. "Nembak pertama Bharada E, selanjutnya ada pelaku lain. (Penganiayaan,red) tidak ada," tukasnya. (amr)