Komjen Pol (Purn) Susno Duadji.
Sumber :
  • tangkapan layar

Susno Duadji Blak-blakan Sebut Kasus Ferdy Sambo Mudah Sekali Tapi Temboknya Berat, Kenapa?

Rabu, 24 Agustus 2022 - 12:52 WIB

Jakarta - Pengungkapan kasus pembunuhan berencana Brigadir J yang dirancang oleh dalang utama yakni Mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo menyisakan pertanyaan soal motif. Kini Susno Duadji Blak-blakan Sebut Kasus Ferdy Sambo Mudah Sekali Tapi Temboknya Berat, Rabu, (24/8/2022).

Kasus yang telah bergulir selama sebulan terakhir ini telah menyita perhatian publik atas segala rentetan drama. Hingga Presiden Jokowi menghimbau kepada Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo agar kasus diusut tuntas hingga ke akar, tanpa ada yang ditutup-tutupi agar Polri kembali meraih kepercayaan masyarakat.

Mantan Jenderal Polisi Bintang Tiga Susno Duadji blak-blakan sebut Kasus Ferdy Sambo mudah sekali tapi temboknya berat, kenapa?

Komjen Pol (Purn) Susno Duadji, hadir sebagai narasumber di Catatan Demokrasi TvOne, Sosok Purnawiraman jenderal polisi yang sejak awal ikut mengawal kasus pembunuhan Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat, dengan berbagai analisanya selaku Mantan Kabareskrim Polri tahun 2008-2009.

Menurut Susno, melihat segala peristiwa yang terjadi sebenarnya hingga terungkap sosok tersangka utama, penanganan kasus ini mudah dan dapat diselesaikan level Polres.

"Kalau kasus pembunuhan beberapa kesempatan saya katakan itu kasus yang simpel, sangat mudah sekali buktikannya level polres saja cukup." ucapnya.

Lebih lanjut, Susno menjelaskan bahwa ini bukan hanya persoalan kasusnya semata, tetapi sosok-sosok dibaliknya yang ikut terlibat yang menjadi tembok berat dalam menyelesaikan kasus pembunuhan Brigadir J atau Brigpol Nofriansyah Yoshua Hutabarat.

"Persoalannya bukan kasusnya, tetapi temboknya berat. bayangkan saja Kapolri diback-up Menko Polhukam di back-up oleh Komisi III DPR RI, Kompolnas, Komnas HAM dan Presiden langsung, baru jebolnya sedikit-dikit." paparnya.

Susno Duadji menyebutkan dari segala rentetan akhirnya jebol hingga telah ditetapkan tersangka utama, eksekutor, berperan ikut membantu hingga penetapan tersangka terbaru adalah Putri Candrawathi.

Diketahui, Putri Candrawathi ditetapkan menjadi tersangka oleh Bareskrim Polri karena ikut membantu jalannya pembunuhan berencana, bahkan ikut menjanjikan imbalan uang kepada para tersangka yakni Bripka RR (Ricky Rizal) dan Bhayangkara Dua Richard Eliezer atau Bharada E.

Dari semua itu, Susno meyakini masih akan ada tersangka yang menyusul karena mengingat sejumlah personil kepolisian masih ditahan dan diperiksa terkait pelanggaran kode etik.

Beberapa personil kepolisian pun yang terlibat dalam obstruction of justice dalam menghalang-halangi maupun menutupi kasus pembunuhan Brigadir J.

Penetapan total lima tersangka kasus pembunuhan berencana Brigadir J

Diketahui dalam kasus kematian Brigadir J saat ini Polri saat ini sudah menetapkan lima orang sebagai tersangka. Mereka adalah Bharada Richard Eliezer atau Bharada E, Irjen Ferdy Sambo, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf serta Putri Candrawhati.  

Kejadian itu bermula pada Jumat (8/7/2022), saat Bharada E diperintah Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J. Selain memerintah, mantan Kadiv Propam itu diduga juga merekayasa kronologi kasus pembunuhan seolah-olah terjadi baku tembak antara Bharada E dan Brigadir J di rumah dinasnya.

 

Sementara itu, Bripka RR dan KM yang diduga berperan dan ikut membantu serta menyaksikan penembakan Bharada E terhadap korban juga terseret menjadi tersangka. Mereka dijerat pasal pembunuhan berencana subsider pasal pembunuhan lewat pasal 340 subsider pasal 338 juncto pasal 55 dan pasal 56 tentang pembunuhan berencana. 

Tidak hanya itu, sebanyak 56 polisi hingga saat ini telah menjalani pemeriksaan oleh tim inspektorat khusus karena diduga melanggar disiplin dan etika saat menangani perkara ini. Dari jumlah itu, 16 polisi diantara telah menjalani penempatan khusus di Mako Brimob dan Div Propam Polri. 

Deolipa Yumara ungkap motif awal pembunuhan berencana Brigadir J dari Kuat Ma'ruf

Deolipa Yumara, Eks Pengacara Bharada E yang baru bekerja lima hari mendampingi kliennya, lalu secara mengejutkan dicabut kuasanya selaku Pengacara, yang sekarang digantikan oleh Ronny Talapessy, ditunjuk langsung oleh Bareskrim Polri.

Deolipa Yumara hadir sebagai narasumber di Catatan Demokrasi TvOne menceritakan soal motif Pembunuhan Brigadir J dan peristiwa di Magelang.

"Pertama saya sempat sebut Yoshua bukanlah LGBT, yang kedua Eliezer bukanlah LGBT dan ketiga Ferdy Sambo adalah biseksual, saya klaim itu."

"Motif sebenarnya adalah karena Si Kuat, orang sipil tetapi  ingin berkuasa di polisi, dia (Kuat Maruf) selalu berantem dengan Yoshua karena dia pengen dianggap oleh Sambo sebagi orang yang pertama menjaga Sambo." ungkapnya

"Sehingga timbul-lah propaganda-propanda si Kuat bikin cerita tentang Yoshua segala macam,"

"Kan dia bikin (sampaikan) propaganda ke Sambo, karena Sambo psikopat dia terima telpon, marah dia." paparkannya.

Eks Pengacara Bharada E ini tidak menjelaskan dari mana informasi yang di dapatkan mengenai kemungkinan motif, saat minta dikonfirmasi dan disinggung oleh Host TvOne.

Deolipa, menambahkan bahwa Kuat Maruf melaporkan dan memberi informasi kepada bosnya yakni Irjen Ferdy Sambo tentang perlakuan Yoshua Hutabarat, yang tidak sesuai fakta, hanya karangan dan fitnah.

"Ini yang namanya fitnah, jadi sumber persoalan pertama adalah fitnah yang kuat yang disampaikan kepada Sambo, Sambo yang kadang-kadang psikopat, dia panik merasa cemburu banget,timbullah niat busuknya karena kepalanya udah nggak bisa posisi normal," ungkapnya.

Deolipa menyampaikan awal mula motif yakni berawal dari perkataan dan omongan dari Kuat Maruf yang iri dengan menyampaikan informasi kepada Ferdy Sambo hingga menimbulkan kemarahan.

"Omongan si Kuat Maruf, Si Kuat ini kan karena iri sama Si Yoshua dan Eliezer sama polisi-polisi disana, akhirnya dia rancang suatu cerita-cerita jahat namanya fitnah, makanya sumber dari persoalan ini adalah fitnah." ujarnya.

Lebih lanjut, Deolipa melalui analisanya mengungkapkan bahwa ada kecemburuan dari Kuat Maruf (KM) kepada para ajudan terutama Brigadir J.

Menurut, Deolipa menyebutkan karena (KM) adalah orang sipil, ingin nomor satu lebih didengarkan oleh bosnya, sehingga tidak mau kalah karena merasa orang lama bawaan Ferdy Sambo. akhirnya buatlah dia propaganda dan fitnah mengarah ke mendiang Brigadir Yoshua. (ind)

Jangan Lupa Tonton dan Subscribe tvOneNews


 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:23
04:46
05:39
03:03
03:29
02:11
Viral