Ilustrasi. Peternak sedang Memanen Telur Ayam di Kandang.
Sumber :
  • ANTARA

Kemendag Sebut Naiknya Permintaan dan Pelonggaran PPKM Jadi Sebab Meroketnya Harga Telur

Kamis, 25 Agustus 2022 - 14:55 WIB

Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengatakan bahwa permintaan terhadap komoditas dan pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) menjadi salah satu faktor meroketnya harga telur.

"Kebijakan pelonggaran PPKM terkait dengan perubahan status Covid-19 dari pandemi menjadi endemi telah meningkatkan permintaan terhadap telur ayam ras dengan sangat signifikan yaitu sebesar 60 persen untuk memenuhi konsumsi rumah tangga, hotel, restoran, dan kafe, serta industri makanan dan minuman,” ujar Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra, dilansir dari laman Kemendag, Kamis, (25/8/2022).

Akibat kenaikan permintaan tersebut, menurut dia tidak sedikit pedagang besar yang akhirnya meningkatkan stok telur untuk dapat memenuhi permintaan masyarakat. Selain untuk keperluan mendukung program bansos atau penyaluran telur kepada masyarakat.

Kejadian serupa menurut Syailendra pernah terjadi pada Desember 2021 yang mana penyerapan telur oleh pemerintah untuk bansos menyebabkan harga telur ayam ras di tingkat peternak mencapai Rp23.000 per kilogram (kg) dengan puncak tertinggi terjadi pada minggu IV Desember 2021 yang mencapai Rp26.900 per kg.

Syailendra juga mengungkapkan kenaikan harga telur ayam ras di tingkat eceran saat ini terjadi akibat kenaikan harga di tingkat peternak sejak Mei 2022 yang menyentuh Rp24.000 per kg.

Harga telur ayam ras selanjutnya terus meningkat hingga saat ini. Sementara harga jual di tingkat peternak dipengaruhi oleh tingginya harga pokok produksi (HPP) peternak yang saat ini berkisar Rp21.000-Rp22.000 per kg.

Dia pun menjelaskan sejumlah upaya telah dilakukan Kemendag untuk menjaga stabilitas harga telur ayam ras, antara lain dengan menyediakan jagung pakan dengan harga sesuai harga acuan pemerintah yaitu sebesar Rp4.500 per kg untuk membantu peternak layer terutama skala mikro kecil.

Bantuan tersebut dikatakan Syailendra telah dimulai pada Oktober-Desember 2021 sebesar 30 ribu ton dan dilanjutkan pada periode Mei-Juni 2021 dengan realisasi sekitar 25 ribu ton.

"Bantuan ini diharapkan dapat mengurangi beban biaya produksi peternak layer dengan harapan pasokan dan harga telur ayam dapat menjadi stabil,” kata Syailendra.

Lebih lanjut dia menegaskan pihaknya akan berkomitmen untuk menstabilkan pasokan dan harga telur ayam ras yang saat ini mengalami kenaikan.

Menurut Syailendra, Kemendag saat ini sedang  berkoordinasi dan bekerja sama dengan Badan Pangan Nasional serta Kementerian Pertanian untuk menciptakan iklim usaha perunggasan yang kondusif.

"Dalam jangka panjang, diharapkan akan terbentuk ekosistem perunggasan yang sinergis dan berdampak positif bagi seluruh pelaku usaha perunggasan dan masyarakat selaku konsumen," tandas Syailendra.

Diketahui berdasarkan pantauan Kementerian Perdagangan, tercatat per 23 Agustus 2022 harga telur ayam ras di tingkat eceran mencapai Rp31.000 per kg atau naik sekitar 2,9 persen dibandingkan seminggu sebelumnya dan naik sekitar 6,1 persen dibandingkan sebulan sebelumnya.

Rata-rata harga telur ayam ras terendah terjadi di Jambi Rp26.000/kg, harga tertinggi terjadi di Papua Rp42.000/kg, sementara di DKI Jakarta Rp30.700/kg. 

Khusus untuk wilayah DKI Jakarta harga terendah mencapai sebesar Rp28.000/kg di Pasar Minggu, sedangkan harga tertinggi Rp32.000/kg terjadi di Pasar Gondangdia, Jakarta Pusat; Pasar Koja dan Pasar Rawabadak, Jakarta Utara; serta Pasar Mampang dan Pasar Mayestik, Jakarta Selatan. (pag/put)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:10
01:29
03:46
02:20
01:37
02:13
Viral