- Tim Tvonenews/Syifa Aulia
IPW Penuhi Panggilan MKD, Klarifikasi Dugaan Aliran Dana Ferdy Sambo ke DPR
Jakarta - Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso memenuhi panggilan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) terkait dugaan aliran dana Ferdy Sambo ke anggota DPR RI.
Sugeng bertemu MKD untuk memberikan klarifikasi atas dugaan aliran dana tersebut.
"Intinya Ketua IPW sudah memberikan klarifikasi bahwa apa yang disampaikan itu tidak ada intensi untuk mendiskreditkan," jelas Sugeng di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (25/8/2022).
Ia menegaskan soal dugaan aliran dana Ferdy Sambo ke anggota DPR itu tidak terbukti, sebab tidak ditemukan fakta terkait hal tersebut.
"Tidak ada. Tidak ada [aliran dana Ferdy Sambo ke DPR," kata Teguh.
"Itu hanya sebagai suatu bentuk pernyataan yang dilontarkan kemudian telah kami klarifikasi," ungkapnya.
Ia kemudian menceritakan bahwa sebelumnya dirinya menduga anggota DPR menerima aliran dana Ferdy Sambo. Hal itu ia utarakan saat diwawancarai awak media pada 15 Agustus 2022 lalu.
"Saya katakan ada aliran dana ke DPR. Tapi dalam satu tarikan napas, berapa detik saya sadar. Oh nggak itu dugaan lho ya, jangan dibilang saya menuduh," jelas Teguh.
Kemudian, pada 17 Agustus 2022 ia membuat rilis pers yang menyatakan tidak ada aliran dana ke anggota DPR. Hal ini, setelah pihaknya melakukan pendalaman dan tidak menemukan fakta-fakta soal aliran dana itu.
"Jadi itu keterngan dari kami kepada Mahkamah Kehormatan Dewan yang terhormat ini sebagai penjaga marwah kehormatan DPR," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso mengungkapkan adanya upaya penyerangan balik yang dilakukan oleh Irjen Ferdy Sambo dan komplotannya kepada mereka yang mengungkap kasus pembunuhan Brigadir J, Kamis (18/8/2022).
Buntut kasus pembunuhan terhadap Brigadir J yang menyeret Irjen Ferdy Sambo sebagai tersangka, Ketua IPW Sugeng Teguh bahkan kini mengaku mendapatkan informasi adanya sejumlah anggota polisi yang mengintai dirinya.
Hal tersebut ia sampaikan dalam wawancara program TvOne: Apa Kabar Indonesia Pagi. ¨IPW mendapatkan informasi bahwa ada upaya-upaya ´perlawanan´ kepada timsus,” ungkapnya.
Mereka, kata Sugeng, menyerang kepada pribadi-pribadi yang bertugas di tim khusus melalui satu pendiskreditan nama baik.
“Ada informasi masuk dan ada sedikit data pada kami (IPW), tapi terkait pihak lain yang kemudian diajak, kita hanya bisa membaca dari infromasi lain juga yaitu terkait peristiwa tanggal 3 Agustus,” katanya.
Dirinya memastikan perlawanan balik yang dilakukan oleh simpatisan Ferdy Sambo berasal dari kalangan polisi.
Menurut data yang ia pegang, ada sebanyak 20 orang yang melakukan pergerakan.
“Jadi pada hari itu, ketika saya mendapat informasi bahwa ada pemantauan terhadap FS sebelum hari Sabtu itu diperiksa, ada pergerakan 20 orang di luar kendali pimpinannya terlibat dalam komunikasi mendukung FS, ini polisi ya bukan warga sipil,” kata Ketua IPW ini.
Sugeng kemudian menyebut bahwa upaya perlawanan ini juga terjadi padanya, bahkan sampai hari ini. Meski enggan mengonfirmasi secara detail, Sugeng memastikan dirinya dalam intaian.
“Saya mendapat informasi terhadap saya bahwa ada juga orang yang sedang katakan mengintai, saya serahkan kepada Tuhan saja,” tukasnya.
IPW Bongkar Kebobrokan Para Petinggi Polisi: Mulai Urusan Perempuan hingga Praktik Perlindungan Judi dan Narkoba, Uang Ratusan Miliar Beredar di Bisnis Haram Ini
Sebelumnya, Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso membongkar sejumlah kebobrokan para petinggi polisi, mulai urusan perempuan hingga praktik perlindungan judi dan narkoba. Hal tersebut ia ungkap dalam rangka membeberkan motif di balik pembunuhan Brigadir J oleh mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Sugeng menyebut IPW mengantongi lima motif pembunuhan Brigadir J yang terjadi di rumah dinas Ferdy Sambo. Empat di antaranya merupakan perkara perempuan atau seksual, sedangkan satu sisanya berkaitan dengan urusan perjudian dan narkoba.
"IPW mendapatkan lima isu tapi empat itu memang terkait dengan soal urusan seksual," ungkap Sugeng dalam program Apa Kabar Indonesia Pagi Tvone, Kamis (11/8/2022).
Kendati demikian Sugeng tidak berkenan merinci motif seksual yang berhasil dihimpun IPW. Ia menyebut Menko Polhukam Mahfud MD juga sempat menyinggung perkara tersebut.
"(Dari) empat (motif) itu kan sudah tiga (motif) disebutkan Pak Mahfud (Menko Polhukam) dan satu (motif) informasinya (juga) terkait soal seksual yang satu lagi boleh saya buka ini. Tapi yang seksual tidak mau saya buka karena ini tentang aib," katanya.
Menurut Sugeng, persoalan perempuan atau seksual merupaka perkara yang kerap menjangkiti para petinggi polisi. "IPW mendapat kesimpulan betapa rapuhnya kondisi psikologis seorang PJU (Pejabat Utama) terutama Sambo ini. Memegang kekuasaan yang besar tetapi kondisinya rapuh," jelasnya.
Ia kembali menambahkan bahwa perkara seksual ini sudah banyak menjangkiti para petinggi polisi, bukan hanya Ferdy Sambo.
"Urusan wanita, rapuh sekali pimpinan-pimpinan Polri ini. Sudah banyak, bukan hanya beliau. Tapi sebelumnya (juga). Ini menjadi catatan," katanya.
Selain persoalan seksual, IPW mengantongi catatan adanya praktik perlindungan perjudian dan peredaran narkoba oleh oknum di tubuh Polri. Hal itu pula yang melatarbelakangi terbunuhnya Brigadir J.
"Yang satu lagi praktik-praktik perlindungan judi, narkoba, pengiriman uang-uang yang besar sampai ratusan miliar ini. Isu yang masuk ke IPW bahwa Yosua ini akan membuka informasi tentang itu," ucapnya. (saa/ree)