- Kolase Tvonenews.com
Polwan Ini Bongkar Sifat 'Barbar' Irjen Ferdy Sambo, Ngaku Merasa Ngeri Saat Sambo Lakukan Hal Brutal Ini di Ruangan, Kamaruddin: Polwan itu Menjerit
Jakarta - Ada Polwan Berani Bongkar Sifat 'Barbar' Ferdy Sambo, Ngaku Ngeri Lihat Sambo Lakukan Hal Brutal Ini di Ruangan, Kamaruddin: Polwan itu Menjerit
Adanya kabar temuan uang tunai senilai Rp 900 miliar di rumah tersangka kasus pembunuhan Brigadir Nofryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Irjen Ferdy Sambo menjadi ramai diperbincangkan, Jumat (26/8/2022).
Meski sudah mendapat bantahan dari Polri yang menyebut bahwa kabar tersebut tidak benar alias hoaks, namun pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak menyebut bahwa tak mungkin kalau Mabes Polri tak mengetahui hal itu.
Bukan hanya itu, kata Kamaruddin Simanjuntak, ia juga turut menyinggung soal transaksi gelap yang dilakukan Irjen Ferdy Sambo (FS) dan perjudian, hingga peredaran sabu-sabu.
Pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak. (ist)
“Bahkan, di situ ada tanaman keras, sejak dia (Ferdy Sambo) jadi Kaden hingga Jenderal. Kalau Kaden itu Kombes, di ruangannya itu berbagai macam koleksi minuman. Ketika memeriksa polisi-polisi yang diduga melanggar, dia (Ferdy Sambo) sambil mabuk-mabukan dia, nembak sana, nembak sini,” ujar Kamaruddin Simanjuntak, seperti dilansir dari tayangan Dua Sisi TV One, Selasa (23/8/2022).
Cerita Kamaruddin Simanjuntak tak hanya sampai di situ saja, bahkan, ia juga menceritakan, soal ada seorang temannya yang berprofesi sebagai kepala bank yang pernah masuk ke ruangan Irjen Ferdy Sambo (soal dugaan adanya uang Rp900 miliar).
Menurut Kamaruddin, temannya yang seorang kepala bank itu sampai 'buang air kecil' di celana, saking ketakutannya saat memasuki ruangan tersebut.
Kemudian, disinggung soal dari mana Kamaruddin dapat info bahwa Irjen Ferdy Sambo mabuk-mabukan dan tembak sana dan sini?
Kamaruddin bersaksi bahwa ia pernah melihatnya dengan mata intelijen.
Bahkan, ia akui penglihatannya didukung dari penglihatan intelijen dan rata-rata itu, ia sebutkan informasinya 99 persen sempurna, dalam pengertian tidak meleset.
"Jadi bohong kalau dikatakan Mabes Polri tidak mengetahui itu. Suara letusannya aja ke mana-mana kok. Bahkan pernah seorang perempuan pangkat, kalau kanit di Polda itu berarti Kompol ya. Sampai menjerit-jerit minta tolong ke saya, ‘Bang selamatkan aku, selamatkan aku katanya’ kebutulan ini perempuan jawa, suaminya pengacara bersuku batak dan rumahnya tetanggaan dengan kebun saya di Bogor," katanya.
Bahkan, ia sebutkan perempuan itu yang tidak tahu kesalahannya saat diperiksa Irjen Ferdy Sambo (FS) itu ketakutan.
Tak hanya itu saja, saat FS memeriksa perempuan itu, FS juga melakukan tembak sana, tembak sini sambil mabuk-mabuk.
"Kalau dia lagi mabuk, salah tembakkan bahaya," ujarnya.
Selanjutnya saat disinggung itu merupakan kejadian sudah lama dan karis FS hingga saat ini melesat sampai berakhir di penjara Mako Brimob.
Sosok Irjen Ferdy Sambo. (viva.co.id)
Kamaruddin hanya menyatakan, di kubu Polri terdapat beberapa istilah yang disebut aliran pohon, seperti aliran pohon nangka, pohon pisang, dan lainnya.
"Jadi, kalau jadi dia misalkan aliran pohon pisang, maka rantai pisang yang terus bergerak, ibarat gerbong kereta api, jadi sana itu ada gerbong-gerbong. Jadi di sana itu, yang khususnya Akpol ya, misalnya bapak asuh, ada kakek asuh dan ada anak asuh serta cucu asuh. Nah itu mengalir terus ke bawah dan mereka ini sistemnya tercatat, ada catatan perangkatan dan seterusnya," ujarnya.
Makanya, ia katakan, bila mereka mengintervensi perkara, itu paling mudah.
“Misalnya, abang ini angkatan 2000, saya 2000 juga. misalnya mengintervensi perkara di Papua, tinggal saya telepon saja satu angkatan, atur itu dulu ya, buat SP3 kalau mau SP3, kalau mau bikin terbukti, bikin terbukti. Ini kan tinggal mau arahnya aja kalau mau ke mana,” bebernya.
Kemudian, ia katakan, personel Polri banyak sebesar 470 ribu lebih. Akan tetapi, jika personel polisi itu bukan pimpinan dan dari Akpol, ia katakan hanya jadi pesuruh-pesuruh.
“Disuruh ngapain haru juga mau, karena nasib mereka hanya diunung pena. Kalau ada yang melawan pimpinan, pindah ke tempat yang kering, yang di sana hanya makan sayur pahit dan bunga pepaya ibaratnya begitu. Tetapi kalau pintar cari duit untuk boss, itu disebut tanaman keras, bisa dia sampai 20 tahun bisa kanit terus, uda 20 tahun kanit terus,” tuturnya.