Mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo dan Deolipa Yumara.
Sumber :
  • Kolase Tvonenews.com

Mantan Pengacara Bharada E Menduga Dua Sosok Inilah yang Memprovokasi Ferdy Sambo untuk Mengeksekusi Brigadir J

Minggu, 4 September 2022 - 05:41 WIB

Jakarta - Motif penembakan Brigadir J hingga sampai saat ini masih menjadi tanda tanya, terbaru muncul dugaan adanya hubungan spesial antara istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dengan Kuat Maruf, ART dan sopir pribadinya. 

Mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara membeberkan dugaan tersebut saat hadir di studio TvOne Senin (29/8) lalu. 

Deolipa Yumara  juga memberikan keterangan bahwa sosok yang memprovokasi Ferdy Sambo sehingga mau membunuh Brigadir J adalah Putri dan Kuat.

Menurut Deolipa, Putri dan Kuat Maruf sudah merencanakan sesuatu yang negatif untuk Yosua (Brigadir J). Hal itu merupakan buntut dari dugaan terpergoknya Kuat dan Putri di Magelang oleh Brigadir J.

Putri Candrawathi dan Kuat Maruf

"Kan Si Kuat dan Putri ini ketahuan, nah sudahlah mungkin 'dimatiin' aja nih si Yosua (Brigadir J). Akhirnya Sambo dipanas-panasin, memprovokasi Sambo, timbulah pembunuhan berencana itu, itu alasan kenapa si Putri termasuk dalam pembunuhan berencana juga," kata Deolipa.

Dalam kesempatan yang sama, Deolipa lebih dulu menceritakan bahwa Putri Candrawathi dan Kuat Maruf melakukan hubungan intim saat berada di Magelang. Kejadian itu rupanya diketahui oleh Brigadir J sehingga membuat keduanya panik.

Sebelumnya diberitakan bahwa Kuat Maruf tidak berada di rumah Magelang. Namun, Deolipa mengatakan Bharada E membantah kabar bahwa Kuat Maruf tidak berada di Magelang.

Mantan kuasa hukum Bharada E tersebut menegaskan bahwa saat di Magelang posisi Kuat Maruf tengah berada di lantai atas.

"Di dalem dong, di lantai atas, kata siapa dia di luar rumah," ujar Deolipa.

Dugaan hubungan asmara Putri Candrawathi dan Kuat Maruf

Deolipa juga mengungkap cerita Bharada E yang curiga jika Putri Candrawathi memiliki hubungan asmara dengan sang sopir pribadinya, Kuat Maruf. Bahkan ia menduga Brigadir J dijadikan tumbal lantaran mengetahui hubungan asmara tersebut.

"Kata Si Eliezer (Bharada E), ‘saya curiga Bang, ada sesuatu antara Kuat dan Putri.’ Aroma-aroma (hubungan terlarang) itu sebenarnya mereka (Bharada E dan Brigadir J) sudah tahu," kata Deolipa.

Terkait dugaan adanya momen Brigadir J 'menggendong-gendong' Putri Candrawathi seperti yang dikatakan Kuat Maruf kepada penyidik saat itu pun buru-buru ditepis Deolipa. Menurutnya, hal tersebut bisa jadi sebaliknya, Kuat Maruf lah yang menggendong Putri.

"Itu mungkin kebalikannya ya, Yosua (Brigadir J) lihat Putri digendong sama si Kuat, kan begitu. Nih blak-blakan aja ya, Putri digendong sama Kuat, ketahuan sama Yosua (Brigadir J), karena ketahuan, Putri dan Kuat harus buru-buru dong 'membersihkan diri' ke Sambo, daripada bunyi semua kan, ya sudah," pungkas Deolipa.

Istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Kuat Maruf, dan Brigadir J. (Kolase Tvonenews.com)

Menurut Deolipa, setelah hal tak senonoh diketahui Brigadir J, Putri yang panik langsung menelepon Ricky (Brigadir RR), dan Kuat Maruf menelepon Sambo untuk datang.

"Sudah ketahuan si Yosua (Brigadir J), Putri nelepon Ricky sambil nangis-nangis, Kuat juga menelepon Sambo sambil nangis-nangis," katanya.

Kecurigaan Bharada E terkait adanya dugaan hubungan terlarang antara Putri dan Kuat itu, kata Deolipa, tak pernah disampaikan dalam BAP, dan juga tak disampaikan pada Ferdy Sambo.

"Si Eliezer ini kan temen dekatnya si Yosua (Brigadir J), kecurigaannya jelas tidak disampaikan di BAP, dan juga kecurigaannya tidak disampaikan secara lisan oleh Eliezer ke Ferdy Sambo.” jelasnya.

Kemudian setelah rombongan Ferdy Sambo pulang dari Magelang menuju Jakarta, Putri, kata Deolipa menolak satu mobil atau disopiri Brigadir J.

"Pada saat pulang, Putri enggak mau Yosua (Brigadir J) satu mobil dengannya dan juga Kuat Maruf. Jadi Kuat yang nyetir, di sampingnya ada Eliezer, di belakangnya ada Susi dan Putri. Yosua (Brigadir J) disuruh pindah ke mobil belakang. Dia bareng sama Ricky, dia dikawal Ricky," kata Deolipa.

Kejadian di Magelang versi Kuat Maruf

Sementara itu, sebelumnya, anggota Komisi III DPR RI Fraksi PAN Sarifuddin Sudding mengaku mendapatkan informasi mengenai kronologi peristiwa pemicu pembunuhan terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J dan diduga ada kaitannya dengan Putri Candrawathi.

Adapun hal itu disampaikan dalam rapat Komisi III DPR bersama Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Rabu (24/8/2022).

Menurut keterangan yang didapat Sarifuddin Sudding, KM alias Kuat Maruf si ART Irjen Ferdy Sambo memergoki Putri Candrawathi nangis sesenggukan dengan kondisi pakaian yang acak-acakan.

Kuat Maruf

"Kuat (asisten rumah tangga atau ART) melihat ibu Putri Candrawathi nangis dalam kamar, pakaian acak-acakan sambil menangis," ujar Sudding dilansir dari VIVA.co.id.

Sebelumnya, pada 4 Juli 2022 KM alias Kuat Maruf melihat Brigadir J berupaya untuk membopong Putri Candrawathi yang tertidur di sofa untuk dibawa ke kamar. Menurut pengakuan Kuat Maruf, Brigadir J kala itu tiba-tiba mendekati Putri Candrawathi istri Irjen Ferdy Sambo.

Adapun Brigadir J, menurut Kuat Maruf, berupaya membopong Putri sambil berkata 'jangan di sini dong'. Kuat Maruf mengaku menyaksikan langsung peristiwa itu.

Saat itu, Kuat Maruf mengaku langsung terkejut dan meneriaki Brigadir J untuk tidak menggendong Putri. "Kamu siapa. Nggak ada yang angkat-angkat Ibu".

Menurut pengakuannya di depan penyidik, Kuat Maruf belum melaporkan peristiwa itu ke Irjen Ferdy Sambo.

Selanjutnya pada Kamis (7/7/2022), Kuat Maruf kembali memergoki Brigadir J sedang berada di kamar Putri Candrawathi di lokasi yang sama. 

"Kemudian, ada kejadian pada sore hari, jam 17.30, menjelang Magrib. Ini sebenarnya pemicu,” kata Sudding.

Sudding menyampaikan pengakuan KM yakni Brigadir J terlihat keluar kamar Putri Candrawathi dengan mengendap-endap sehingga ditegur oleh Kuat Ma´ruf.

"Kenapa masuk ke kamar ibu? Kemudian lari," sambungnya.

Adapun Kuat Maruf kemudian melaporkan hal itu ke Brigadir Ricky Rizal yang langsung menyita pistol HS 9 dan senjata laras panjang milik Brigadir J.

Adapun KM juga menyarankan Putri Candrawathi untuk melaporkan kejadian tersebut ke Irjen Ferdy Sambo.

"Malam harinya, jam 11 malam, Putri melaporkan apa yang dia alami pada sore hari itu ke Sambo lewat telepon. Karena pada jam 7.30 menjelang Magrib, Kuat melihat ibu nangis dalam kamar, pakaian acak-acakan sambil menangis," kata Sudding. (abs/ree/Mzn/pdm)





 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:50
03:27
02:06
03:04
03:16
05:48
Viral